Minggu, 15 Maret 2015

DAHSYATNYA SAKARATUL MAUT Sakaratul Maut, Detik-Detik Yang Menegangkan Dan Menyakitkan sabtu,01 febuari 2014,jam 23:30 wib,dibatam Oleh Alwi Muzabet Kematian akan menghadang setiap manusia. Proses tercabutnya nyawa manusia akan diawali dengan detik-detik menegangkan lagi menyakitkan. Peristiwa ini dikenal sebagai sakaratul maut. Ibnu Abi Ad-Dunya rahimahullah meriwayatkan dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Kematian adalah kengerian yang paling dahsyat di dunia dan akhirat bagi orang yang beriman. Kematian lebih menyakitkan dari goresan gergaji, sayatan gunting, panasnya air mendidih di bejana. Seandainya ada mayat yang dibangkitkan dan menceritakan kepada penduduk dunia tentang sakitnya kematian, niscaya penghuni dunia tidak akan nyaman dengan hidupnya dan tidak nyenyak dalam tidurnya"[2]. Di antara dalil yang menegaskan terjadinya proses sakaratul maut yang mengiringi perpisahan jasad dengan ruhnya, firman Allah: وَجَآءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَاكُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ "Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya". [Qaaf: 19] Maksud sakaratul maut adalah kedahsyatan, tekanan, dan himpitan kekuatan kematian yang mengalahkan manusia dan menguasai akal sehatnya. Makna bil haq (perkara yang benar) adalah perkara akhirat, sehingga manusia sadar, yakin dan mengetahuinya. Ada yang berpendapat al haq adalah hakikat keimanan sehingga maknanya menjadi telah tiba sakaratul maut dengan kematian[3]. Juga ayat: كَلآ إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ {26} وَقِيلَ مَنْ رَاقٍ {27} وَظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ {28} وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ {29} إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ "Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai kerongkongan. Dan dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang dapat menyembuhkan". Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan. Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan). Dan kepada Rabbmulah pada hari itu kamu dihalau". [Al Qiyamah: 26-30] Syaikh Sa'di menjelaskan: "Allah mengingatkan para hamba-Nya dengan keadan orang yang akan tercabut nyawanya, bahwa ketika ruh sampai pada taraqi yaitu tulang-tulang yang meliputi ujung leher (kerongkongan), maka pada saat itulah penderitaan mulai berat, (ia) mencari segala sarana yang dianggap menyebabkan kesembuhan atau kenyamanan. Karena itu Allah berfiman: "Dan dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang akan menyembuhkan?" artinya siapa yang akan meruqyahnya dari kata ruqyah. Pasalnya, mereka telah kehilangan segala terapi umum yang mereka pikirkan, sehingga mereka bergantung sekali pada terapi ilahi. Namun qadha dan qadar jika datang dan tiba, maka tidak dapat ditolak. Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan dengan dunia. Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan), maksudnya kesengsaraan jadi satu dan berkumpul. Urusan menjadi berbahaya, penderitaan semakin sulit, nyawa diharapkan keluar dari badan yang telah ia huni dan masih bersamanya. Maka dihalau menuju Allah Ta'ala untuk dibalasi amalannya, dan mengakui perbuatannya. Peringatan yang Allah sebutkan ini akan dapat mendorong hati-hati untuk bergegas menuju keselamatannya, dan menahannya dari perkara yang menjadi kebinasaannya. Tetapi, orang yang menantang, orang yang tidak mendapat manfaat dari ayat-ayat, senantiasa berbuat sesat dan kekufuran dan penentangan".[4] Sedangkan beberapa hadits Nabi yang menguatkan fenomena sakaratul maut: Imam Bukhari meriwayatkan dari 'Aisyah Radhiyallahu 'anhuma, ia bercerita (menjelang ajal menjemput Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam) إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ بَيْنَ يَدَيْهِ رَكْوَةٌ أَوْ عُلْبَةٌ فِيهَا مَاءٌ فَجَعَلَ يُدْخِلُ يَدَيْهِ فِي الْمَاءِ فَيَمْسَحُ بِهِمَا وَجْهَهُ وَيَقُولُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ إِنَّ لِلْمَوْتِ سَكَرَاتٍ ثُمَّ نَصَبَ يَدَهُ فَجَعَلَ يَقُولُ فِي أخرجه البخاري ك الرقاق باب سكرات الموت و في المغازي باب مرض النبي ووفاته. الرَّفِيقِ الْأَعْلَى حَتَّى قُبِضَ وَمَالَتْ "Bahwa di hadapan Rasulullah ada satu bejana kecil dari kulit yang berisi air. Beliau memasukkan tangan ke dalamnya dan membasuh muka dengannya seraya berkata: "Laa Ilaaha Illa Allah. Sesungguhnya kematian memiliki sakaratul maut". Dan beliau menegakkan tangannya dan berkata: "Menuju Rafiqil A'la". Sampai akhirnya nyawa beliau tercabut dan tangannya melemas"[5] Dari Anas Radhiyallahu anhu, berkata: عَنْ أَنَسٍ قَالَ لَمَّا ثَقُلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَعَلَ يَتَغَشَّاهُ فَقَالَتْ فَاطِمَةُ عَلَيْهَا السَّلَام وَا أخرجه البخاري في المغازي باب مرض النبي ووفاته.اليَوْمِ َرْبَ أَبَاهُ فَقَالَ لَهَا لَيْسَ عَلَى أَبِيكِ كَرْبٌ بَعْدَ "Tatkala kondisi Nabi makin memburuk, Fathimah berkata: "Alangkah berat penderitaanmu ayahku". Beliau menjawab: "Tidak ada penderitaan atas ayahmu setelah hari ini…[al hadits]" [6] Dalam riwayat Tirmidzi dengan, 'Aisyah menceritakan: عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ مَا أَغْبِطُ أَحَدًا بِهَوْنِ مَوْتٍ بَعْدَ الَّذِي رَأَيْتُ مِنْ شِدَّةِ مَوْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أخرجه الترمذي ك الجنائز باب ما جاء في التشديد عند الموت وصححه الألباني "Aku tidak iri kepada siapapun atas kemudahan kematian(nya), sesudah aku melihat kepedihan kematian pada Rasulullah".[7] Dan penderitaan yang terjadi selama pencabutan nyawa akan dialami setiap makhluk. Dalil penguatnya, keumuman firman Allah: "Setiap jiwa akan merasakan mati". (Ali 'Imran: 185). Dan sabda Nabi: "Sesungguhnya kematian ada kepedihannya". Namun tingkat kepedihan setiap orang berbeda-beda. [8] KABAR GEMBIRA UNTUK ORANG-ORANG YANG BERIMAN. Orang yang beriman, ruhnya akan lepas dengan mudah dan ringan. Malaikat yang mendatangi orang yang beriman untuk mengambil nyawanya dengan kesan yang baik lagi menggembirakan. Dalilnya, hadits Al Bara` bin 'Azib Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata tentang proses kematian seorang mukmin: إِنَّ الْعَبْدَ الْمُؤْمِنَ إِذَا كَانَ فِي انْقِطَاعٍ مِنْ الدُّنْيَا وَإِقْبَالٍ مِنْ الْآخِرَةِ نَزَلَ إِلَيْهِ مَلَائِكَةٌ مِنْ السَّمَاءِ بِيضُ الْوُجُوهِ كَأَنَّ وُجُوهَهُمْ الشَّمْسُ مَعَهُمْ كَفَنٌ مِنْ أَكْفَانِ الْجَنَّةِ وَحَنُوطٌ مِنْ حَنُوطِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسُوا مِنْهُ مَدَّ الْبَصَرِ ثُمَّ يَجِيءُ مَلَكُ الْمَوْتِ عَلَيْهِ السَّلَام حَتَّى يَجْلِسَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَيَقُولُ أَيَّتُهَا النَّفْسُ الطَّيِّبَةُ اخْرُجِي إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ اللَّهِ وَرِضْوَانٍ قَالَ فَتَخْرُجُ تَسِيلُ كَمَا تَسِيلُ الْقَطْرَةُ مِنْ فِي السِّقَاءِ فَيَأْخُذُهَا فَإِذَا أَخَذَهَا لَمْ يَدَعُوهَا فِي يَدِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ حَتَّى يَأْخُذُوهَا فَيَجْعَلُوهَا فِي ذَلِكَ الْكَفَنِ وَفِي ذَلِكَ الْحَنُوطِ وَيَخْرُجُ مِنْهَا كَأَطْيَبِ نَفْحَةِ مِسْكٍ وُجِدَتْ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ "Seorang hamba mukmin, jika telah berpisah dengan dunia, menyongsong akhirat, maka malaikat akan mendatanginya dari langit, dengan wajah yang putih. Rona muka mereka layaknya sinar matahari. Mereka membawa kafan dari syurga, serta hanuth (wewangian) dari syurga. Mereka duduk di sampingnya sejauh mata memandang. Berikutnya, malaikat maut hadir dan duduk di dekat kepalanya sembari berkata: "Wahai jiwa yang baik –dalam riwayat- jiwa yang tenang keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaannya". Ruhnya keluar bagaikan aliran cucuran air dari mulut kantong kulit. Setelah keluar ruhnya, maka setiap malaikat maut mengambilnya. Jika telah diambil, para malaikat lainnya tidak membiarkannya di tangannya (malaikat maut) sejenak saja, untuk mereka ambil dan diletakkan di kafan dan hanuth tadi. Dari jenazah, semerbak aroma misk terwangi yang ada di bumi.."[al hadits].[9] Malaikat memberi kabar gembira kepada insan mukmin dengan ampunan dengan ridla Allah untuknya. Secara tegas dalam kitab-Nya, Allah menyatakan bahwa para malaikat menghampiri orang-orang yang beriman, dengan mengatakan janganlah takut dan sedih serta membawa berita gembira tentang syurga. Allah berfirman: إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلاَئِكَةُ أَلآتَخَافُوا وَلاَتَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ {30} نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي اْلأَخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَاتَشْتَهِي أَنفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَاتَدَّعُونَ "Sesungguhnya orang-orang yang berkata: "Rabb kami adalah Allah kemudian mereka beristiqomah, maka para malaikat turun kepada mereka (sembari berkata):" Janganlah kamu bersedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu di dunia dan akhirat di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Rabb Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". [Fushshilat: 30] Ibnu Katsir mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang yang ikhlas dalam amalannya untuk Allah semata dan mengamalkan ketaatan-Nya berdasarkan syariat Allah niscaya para malaikat akan menghampiri mereka tatkala kematian menyongsong mereka dengan berkata "janganlah kalian takut atas amalan yang kalian persembahkan untuk akhirat dan jangan bersedih atas perkara dunia yang akan kalian tinggalkan, baik itu anak, istri, harta atau agama sebab kami akan mewakili kalian dalam perkara itu. Mereka (para malaikat) memberi kabar gembira berupa sirnanya kejelekan dan turunnya kebaikan". Kemudian Ibnu Katsir menukil perkataan Zaid bin Aslam: "Kabar gembira akan terjadi pada saat kematian, di alam kubur, dan pada hari Kebangkitan". Dan mengomentarinya dengan: "Tafsiran ini menghimpun seluruh tafsiran, sebuah tafsiran yang bagus sekali dan memang demikian kenyataannya". Firman-Nya: "Kamilah pelindung-pelindungmu di dunia dan akhirat maksudnya para malaikat berkata kepada orang-orang beriman ketika akan tercabut nyawanya, kami adalah kawan-kawan kalian di dunia, dengan meluruskan, memberi kemudahan dan menjaga kalian atas perintah Allah, demikian juga kami bersama kalian di akhirat, dengan menenangkan keterasinganmu di alam kubur, di tiupan sangkakala dan kami akan mengamankan kalian pada hari Kebangkitan, Penghimpunan, kami akan membalasi kalian dengan shirathal mustaqim dan mengantarkan kalian menuju kenikmatan syurga".[10] Dalam ayat lain, Allah mengabarkan kondisi kematian orang mukmin dalam keadaan baik dengan firman-Nya: الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلاَئِكَةُ طَيِّبِينَ يَقُولُونَ سَلاَمٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ "(Yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Salamun 'alaikum (keselamatan sejahtera bagimu)", masuklah ke dalam syurga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". [An Nahl: 32] . Syaikh Asy Syinqithi mengatakan: "Dalam ayat ini, Allah menyebutkan bahwa orang yang bertakwa, yang melaksanakan perintah Rabb mereka dan menjauhi larangan-Nya akan diwafatkan para malaikat yaitu dengan mencabut nyawa-nyawa mereka dalam keadaan thayyibin (baik), yakni bersih dari syirik dan maksiat, (ini) menurut tafsiran yang paling shahih, (juga) memberi kabar gembira berupa syurga dan menyambangi mereka mereka dengan salam…[11] MENGAPA RASULULLAH SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM MENDERITA SAAT SAKARATUL MAUT? Kondisi umum proses pencabutan nyawa seorang mukmin mudah lagi ringan. Namun kadang-kadang derita sakarul maut juga mendera sebagian orang sholeh. Tujuannya untuk menghapus dosa-dosa dan juga mengangkat kedudukannya. Sebagaimana yang dialami Rasulullah. Beliau Shallallallahu 'alaihi wa sallam merasakan pedihnya sakaratul maut seperti diungkapkan Bukhari dalam hadits 'Aisyah di atas. Ibnu Hajar mengatakan: "Dalam hadits tersebut, kesengsaran (dalam) sakaratul maut bukan petunjuk atas kehinaan martabat (seseorang). Dalam konteks orang yang beriman bisa untuk menambah kebaikannya atau menghapus kesalahan-kesalahannya"[12] Menurut Al Qurthubi dahsyatnya kematian dan sakaratul maut yang menimpa para nabi, maka mengandung manfaat : Pertama : Supaya orang-orang mengetahui kadar sakitnya kematian dan ia (sakaratul maut) tidak kasat mata. Kadang ada seseorang melihat orang lain yang akan meninggal. Tidak ada gerakan atau keguncangan. Terlihat ruh keluar dengan mudah. Sehingga ia berfikir, perkara ini (sakaratul maut) ringan. Ia tidak mengetahui apa yang terjadi pada mayat (sebenarnya). Tatkala para nabi, mengabarkan tentang dahsyatnya penderitaan dalam kematian, kendati mereka mulia di sisi Allah, dan kemudahannya untuk sebagian mereka, maka orang akan yakin dengan kepedihan kematian yang akan ia rasakan dan dihadapi mayit secara mutlak, berdasarkan kabar dari para nabi yang jujur kecuali orang yang mati syahid. Kedua : Mungkin akan terbetik di benak sebagian orang, mereka adalah para kekasih Allah dan para nabi dan rasul-Nya, mengapa mengalami kesengsaraan yang berat ini?. Padahal Allah mampu meringankannya bagi mereka?. Jawabnya, bahwa orang yang paling berat ujiannya di dunia adalah para nabi kemudian orang yang menyerupai mereka dan orang yang semakin mirip dengan mereka seperti dikatakan Nabi kita. Hadits ini dikeluarkan Bukhari dan lainnya. Allah ingin menguji mereka untuk melengkapi keutamaan dan peningkatan derajat mereka di sisi-Nya. Ini bukan sebuah aib bagi mereka juga bukan bentuk siksaan. Allah menginginkan menutup hidup mereka dengan penderitaan ini meski mampu meringankan dan mengurangi (kadar penderitaan) mereka dengan tujuan mengangkat kedudukan mereka dan memperbesar pahala-pahala mereka sebelum meninggal. Tapi bukan berarti Allah mempersulit proses kematian mereka melebihi kepedihan orang-orang yang bermaksiat. Sebab (kepedihan) ini adalah hukuman bagi mereka dan sanksi untuk kejahatan mereka. Maka tidak bisa disamakan".[13] KABAR BURUK DARI PARA MALAIKAT KEPADA ORANG-ORANG KAFIR. Sedangkan orang kafir, maka ruhnya akan keluar dengan susah payah, ia tersiksa dengannya. Nabi menceritakan kondisi sakaratul maut orang kafir atau orang yang jahat dengan sabdanya: "Sesungguhnya hamba yang kafir -dalam riwayat lain- yang jahat jika akan telah berpisah dengan dunia, menyongsong akhirat, maka malaikat-malaikat yang kasar akan dari langit dengan wajah yang buruk dengan membawa dari neraka. Mereka duduk sepanjang mata memandang. Kemudian malaikat maut hadir dan duduk di atas kepalanya dan berkata: “Wahai jiwa yang keji keluarlah engkau menuju kemurkaan Allah dan kemarahan-Nya". Maka ia mencabut (ruhnya) layaknya mencabut saffud (penggerek yang) banyak mata besinya dari bulu wol yang basah. [14] Secara ekspilisit, Al Quran telah menjelaskan bahwa para malaikat akan memberi kabar buruk kepada orang kafir dengan siksa. Allah berfirman: " وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ ۖ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ "Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zhalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat mumukul dengan tangannya, (Sambil berkata): "Keluarkan nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatnya". [Al An'am: 93] Maksudnya, para malaikat membentangkan tangan-tangannya untuk memukuli dan menyiksa sampai nyawa mereka keluar dari badan. Karena itu, para malaikat mengatakan: "Keluarkan nyawamu". Pasalnya, orang kafir yang sudah datang ajalnya, malaikat akan memberi kabar buruk kepadanya yang berbentuk azab, siksa, belenggu, dan rantai, neraka jahim, air mendidih dan kemurkaan Ar Rahman (Allah). Maka nyawanya bercerai-berai dalam jasadnya, tidak mau taat dan enggan untuk keluar. Para malaikat memukulimya supaya nyawanya keluar dari tubuhnya. Seketika itu, malaikat mengatakan: "Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatnya".. artinya pada hari ini, kalian akan dihinakan dengan penghinaan yang tidak terukur karena mendustakan Allah dan (lantaran) kecongkakan kalian dalam mengikuti ayat-ayat-Nya dan tunduk kepaada para rasul-Nya. Saat detik-detik kematian datang, orang kafir mintai dikembalikan agar bisa masuk Islam. Sedangkan orang yang jahat mohon dikembalikan ke dunia untuk bertaubat, dan beramal sholeh. Namun sudah tentu, permintaan mereka tidak akan terkabulkan. Allah berfirman: حَتَّى إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتَ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ {99} لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلآ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَا وَمِن وَرَآئِهِم بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ "(Demikianlah keadaan orang-orang kafir), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Rabbi kembalikan aku ke dunia. Agar aku berbuat amal sholeh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan". [Al Mukminun: 99-100] Setiap orang yang teledor di dunia ini, baik dengan kekufuran maupun perbuatan maksiat lainnya akan dilanda gulungan penyesalan, dan akan meminta dikembalikan ke dunia meski sejenak saja, untuk menjadi orang yang insan muslim yang sholeh. Namun kesempatan untuk itu sudah hilang, tidak mungkin disusul lagi. Jadi, persiapan harus dilakukan sejak dini dengan tetap memohon agar kita semua diwafatkan dalam keadaan memegang agama Allah. Wallahu a'lamu bishshawab. Washallallahu 'ala Muhamaad wa 'ala alihi ajmain.

Sabtu, 01 Februari 2014

DAHSYATNYA SAKARATUL MAUT

Sakaratul Maut, Detik-Detik Yang Menegangkan Dan Menyakitkan


sabtu,01 febuari 2014,jam 23:30 wib,dibatam 

Oleh
Alwi Muzabet


Kematian akan menghadang setiap manusia. Proses tercabutnya nyawa manusia akan diawali dengan detik-detik menegangkan lagi menyakitkan. Peristiwa ini dikenal sebagai sakaratul maut. 

Ibnu Abi Ad-Dunya rahimahullah meriwayatkan dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Kematian adalah kengerian yang paling dahsyat di dunia dan akhirat bagi orang yang beriman. Kematian lebih menyakitkan dari goresan gergaji, sayatan gunting, panasnya air mendidih di bejana. Seandainya ada mayat yang dibangkitkan dan menceritakan kepada penduduk dunia tentang sakitnya kematian, niscaya penghuni dunia tidak akan nyaman dengan hidupnya dan tidak nyenyak dalam tidurnya"[2]. 

Di antara dalil yang menegaskan terjadinya proses sakaratul maut yang mengiringi perpisahan jasad dengan ruhnya, firman Allah: 

وَجَآءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَاكُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ

"Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya". [Qaaf: 19]

Maksud sakaratul maut adalah kedahsyatan, tekanan, dan himpitan kekuatan kematian yang mengalahkan manusia dan menguasai akal sehatnya. Makna bil haq (perkara yang benar) adalah perkara akhirat, sehingga manusia sadar, yakin dan mengetahuinya. Ada yang berpendapat al haq adalah hakikat keimanan sehingga maknanya menjadi telah tiba sakaratul maut dengan kematian[3]. 

Juga ayat: 

كَلآ إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ {26} وَقِيلَ مَنْ رَاقٍ {27} وَظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ {28} وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ {29} إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ 

"Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai kerongkongan. Dan dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang dapat menyembuhkan". Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan. Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan). Dan kepada Rabbmulah pada hari itu kamu dihalau". [Al Qiyamah: 26-30]

Syaikh Sa'di menjelaskan: "Allah mengingatkan para hamba-Nya dengan keadan orang yang akan tercabut nyawanya, bahwa ketika ruh sampai pada taraqi yaitu tulang-tulang yang meliputi ujung leher (kerongkongan), maka pada saat itulah penderitaan mulai berat, (ia) mencari segala sarana yang dianggap menyebabkan kesembuhan atau kenyamanan. Karena itu Allah berfiman: "Dan dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang akan menyembuhkan?" artinya siapa yang akan meruqyahnya dari kata ruqyah. Pasalnya, mereka telah kehilangan segala terapi umum yang mereka pikirkan, sehingga mereka bergantung sekali pada terapi ilahi. Namun qadha dan qadar jika datang dan tiba, maka tidak dapat ditolak. Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan dengan dunia. Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan), maksudnya kesengsaraan jadi satu dan berkumpul. Urusan menjadi berbahaya, penderitaan semakin sulit, nyawa diharapkan keluar dari badan yang telah ia huni dan masih bersamanya. Maka dihalau menuju Allah Ta'ala untuk dibalasi amalannya, dan mengakui perbuatannya. Peringatan yang Allah sebutkan ini akan dapat mendorong hati-hati untuk bergegas menuju keselamatannya, dan menahannya dari perkara yang menjadi kebinasaannya. Tetapi, orang yang menantang, orang yang tidak mendapat manfaat dari ayat-ayat, senantiasa berbuat sesat dan kekufuran dan penentangan".[4]

Sedangkan beberapa hadits Nabi yang menguatkan fenomena sakaratul maut: 
Imam Bukhari meriwayatkan dari 'Aisyah Radhiyallahu 'anhuma, ia bercerita (menjelang ajal menjemput Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam) 

إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ بَيْنَ يَدَيْهِ رَكْوَةٌ أَوْ عُلْبَةٌ فِيهَا مَاءٌ فَجَعَلَ يُدْخِلُ يَدَيْهِ فِي الْمَاءِ فَيَمْسَحُ بِهِمَا وَجْهَهُ وَيَقُولُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ إِنَّ لِلْمَوْتِ سَكَرَاتٍ ثُمَّ نَصَبَ يَدَهُ فَجَعَلَ يَقُولُ فِي أخرجه البخاري ك الرقاق باب سكرات الموت و في المغازي باب مرض النبي ووفاته. الرَّفِيقِ الْأَعْلَى حَتَّى قُبِضَ وَمَالَتْ

"Bahwa di hadapan Rasulullah ada satu bejana kecil dari kulit yang berisi air. Beliau memasukkan tangan ke dalamnya dan membasuh muka dengannya seraya berkata: "Laa Ilaaha Illa Allah. Sesungguhnya kematian memiliki sakaratul maut". Dan beliau menegakkan tangannya dan berkata: "Menuju Rafiqil A'la". Sampai akhirnya nyawa beliau tercabut dan tangannya melemas"[5]

Dari Anas Radhiyallahu anhu, berkata:

عَنْ أَنَسٍ قَالَ لَمَّا ثَقُلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَعَلَ يَتَغَشَّاهُ فَقَالَتْ فَاطِمَةُ عَلَيْهَا السَّلَام وَا أخرجه البخاري في المغازي باب مرض النبي ووفاته.اليَوْمِ َرْبَ أَبَاهُ فَقَالَ لَهَا لَيْسَ عَلَى أَبِيكِ كَرْبٌ بَعْدَ 

"Tatkala kondisi Nabi makin memburuk, Fathimah berkata: "Alangkah berat penderitaanmu ayahku". Beliau menjawab: "Tidak ada penderitaan atas ayahmu setelah hari ini…[al hadits]" [6]

Dalam riwayat Tirmidzi dengan, 'Aisyah menceritakan: 

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ مَا أَغْبِطُ أَحَدًا بِهَوْنِ مَوْتٍ بَعْدَ الَّذِي رَأَيْتُ مِنْ شِدَّةِ مَوْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أخرجه الترمذي ك الجنائز باب ما جاء في التشديد عند الموت وصححه الألباني 

"Aku tidak iri kepada siapapun atas kemudahan kematian(nya), sesudah aku melihat kepedihan kematian pada Rasulullah".[7]

Dan penderitaan yang terjadi selama pencabutan nyawa akan dialami setiap makhluk. Dalil penguatnya, keumuman firman Allah: "Setiap jiwa akan merasakan mati". (Ali 'Imran: 185). Dan sabda Nabi: "Sesungguhnya kematian ada kepedihannya". Namun tingkat kepedihan setiap orang berbeda-beda. [8]

KABAR GEMBIRA UNTUK ORANG-ORANG YANG BERIMAN. 
Orang yang beriman, ruhnya akan lepas dengan mudah dan ringan. Malaikat yang mendatangi orang yang beriman untuk mengambil nyawanya dengan kesan yang baik lagi menggembirakan. Dalilnya, hadits Al Bara` bin 'Azib Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata tentang proses kematian seorang mukmin: 

إِنَّ الْعَبْدَ الْمُؤْمِنَ إِذَا كَانَ فِي انْقِطَاعٍ مِنْ الدُّنْيَا وَإِقْبَالٍ مِنْ الْآخِرَةِ نَزَلَ إِلَيْهِ مَلَائِكَةٌ مِنْ السَّمَاءِ بِيضُ الْوُجُوهِ كَأَنَّ وُجُوهَهُمْ الشَّمْسُ مَعَهُمْ كَفَنٌ مِنْ أَكْفَانِ الْجَنَّةِ وَحَنُوطٌ مِنْ حَنُوطِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسُوا مِنْهُ مَدَّ الْبَصَرِ ثُمَّ يَجِيءُ مَلَكُ الْمَوْتِ عَلَيْهِ السَّلَام حَتَّى يَجْلِسَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَيَقُولُ أَيَّتُهَا النَّفْسُ الطَّيِّبَةُ اخْرُجِي إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ اللَّهِ وَرِضْوَانٍ قَالَ فَتَخْرُجُ تَسِيلُ كَمَا تَسِيلُ الْقَطْرَةُ مِنْ فِي السِّقَاءِ فَيَأْخُذُهَا فَإِذَا أَخَذَهَا لَمْ يَدَعُوهَا فِي يَدِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ حَتَّى يَأْخُذُوهَا فَيَجْعَلُوهَا فِي ذَلِكَ الْكَفَنِ وَفِي ذَلِكَ الْحَنُوطِ وَيَخْرُجُ مِنْهَا كَأَطْيَبِ نَفْحَةِ مِسْكٍ وُجِدَتْ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ

"Seorang hamba mukmin, jika telah berpisah dengan dunia, menyongsong akhirat, maka malaikat akan mendatanginya dari langit, dengan wajah yang putih. Rona muka mereka layaknya sinar matahari. Mereka membawa kafan dari syurga, serta hanuth (wewangian) dari syurga. Mereka duduk di sampingnya sejauh mata memandang. Berikutnya, malaikat maut hadir dan duduk di dekat kepalanya sembari berkata: "Wahai jiwa yang baik –dalam riwayat- jiwa yang tenang keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaannya". Ruhnya keluar bagaikan aliran cucuran air dari mulut kantong kulit. Setelah keluar ruhnya, maka setiap malaikat maut mengambilnya. Jika telah diambil, para malaikat lainnya tidak membiarkannya di tangannya (malaikat maut) sejenak saja, untuk mereka ambil dan diletakkan di kafan dan hanuth tadi. Dari jenazah, semerbak aroma misk terwangi yang ada di bumi.."[al hadits].[9]

Malaikat memberi kabar gembira kepada insan mukmin dengan ampunan dengan ridla Allah untuknya. Secara tegas dalam kitab-Nya, Allah menyatakan bahwa para malaikat menghampiri orang-orang yang beriman, dengan mengatakan janganlah takut dan sedih serta membawa berita gembira tentang syurga. Allah berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلاَئِكَةُ أَلآتَخَافُوا وَلاَتَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ {30} نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي اْلأَخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَاتَشْتَهِي أَنفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَاتَدَّعُونَ 

"Sesungguhnya orang-orang yang berkata: "Rabb kami adalah Allah kemudian mereka beristiqomah, maka para malaikat turun kepada mereka (sembari berkata):" Janganlah kamu bersedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu di dunia dan akhirat di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Rabb Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". [Fushshilat: 30]

Ibnu Katsir mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang yang ikhlas dalam amalannya untuk Allah semata dan mengamalkan ketaatan-Nya berdasarkan syariat Allah niscaya para malaikat akan menghampiri mereka tatkala kematian menyongsong mereka dengan berkata "janganlah kalian takut atas amalan yang kalian persembahkan untuk akhirat dan jangan bersedih atas perkara dunia yang akan kalian tinggalkan, baik itu anak, istri, harta atau agama sebab kami akan mewakili kalian dalam perkara itu. Mereka (para malaikat) memberi kabar gembira berupa sirnanya kejelekan dan turunnya kebaikan". 

Kemudian Ibnu Katsir menukil perkataan Zaid bin Aslam: "Kabar gembira akan terjadi pada saat kematian, di alam kubur, dan pada hari Kebangkitan". Dan mengomentarinya dengan: "Tafsiran ini menghimpun seluruh tafsiran, sebuah tafsiran yang bagus sekali dan memang demikian kenyataannya".

Firman-Nya: "Kamilah pelindung-pelindungmu di dunia dan akhirat maksudnya para malaikat berkata kepada orang-orang beriman ketika akan tercabut nyawanya, kami adalah kawan-kawan kalian di dunia, dengan meluruskan, memberi kemudahan dan menjaga kalian atas perintah Allah, demikian juga kami bersama kalian di akhirat, dengan menenangkan keterasinganmu di alam kubur, di tiupan sangkakala dan kami akan mengamankan kalian pada hari Kebangkitan, Penghimpunan, kami akan membalasi kalian dengan shirathal mustaqim dan mengantarkan kalian menuju kenikmatan syurga".[10]

Dalam ayat lain, Allah mengabarkan kondisi kematian orang mukmin dalam keadaan baik dengan firman-Nya:

الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلاَئِكَةُ طَيِّبِينَ يَقُولُونَ سَلاَمٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

"(Yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Salamun 'alaikum (keselamatan sejahtera bagimu)", masuklah ke dalam syurga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". [An Nahl: 32]

Syaikh Asy Syinqithi mengatakan: "Dalam ayat ini, Allah menyebutkan bahwa orang yang bertakwa, yang melaksanakan perintah Rabb mereka dan menjauhi larangan-Nya akan diwafatkan para malaikat yaitu dengan mencabut nyawa-nyawa mereka dalam keadaan thayyibin (baik), yakni bersih dari syirik dan maksiat, (ini) menurut tafsiran yang paling shahih, (juga) memberi kabar gembira berupa syurga dan menyambangi mereka mereka dengan salam…[11]

MENGAPA RASULULLAH SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM MENDERITA SAAT SAKARATUL MAUT? 
Kondisi umum proses pencabutan nyawa seorang mukmin mudah lagi ringan. Namun kadang-kadang derita sakarul maut juga mendera sebagian orang sholeh. Tujuannya untuk menghapus dosa-dosa dan juga mengangkat kedudukannya. Sebagaimana yang dialami Rasulullah. Beliau Shallallallahu 'alaihi wa sallam merasakan pedihnya sakaratul maut seperti diungkapkan Bukhari dalam hadits 'Aisyah di atas.

Ibnu Hajar mengatakan: "Dalam hadits tersebut, kesengsaran (dalam) sakaratul maut bukan petunjuk atas kehinaan martabat (seseorang). Dalam konteks orang yang beriman bisa untuk menambah kebaikannya atau menghapus kesalahan-kesalahannya"[12]

Menurut Al Qurthubi dahsyatnya kematian dan sakaratul maut yang menimpa para nabi, maka mengandung manfaat :

Pertama : Supaya orang-orang mengetahui kadar sakitnya kematian dan ia (sakaratul maut) tidak kasat mata. Kadang ada seseorang melihat orang lain yang akan meninggal. Tidak ada gerakan atau keguncangan. Terlihat ruh keluar dengan mudah. Sehingga ia berfikir, perkara ini (sakaratul maut) ringan. Ia tidak mengetahui apa yang terjadi pada mayat (sebenarnya). Tatkala para nabi, mengabarkan tentang dahsyatnya penderitaan dalam kematian, kendati mereka mulia di sisi Allah, dan kemudahannya untuk sebagian mereka, maka orang akan yakin dengan kepedihan kematian yang akan ia rasakan dan dihadapi mayit secara mutlak, berdasarkan kabar dari para nabi yang jujur kecuali orang yang mati syahid. 

Kedua : Mungkin akan terbetik di benak sebagian orang, mereka adalah para kekasih Allah dan para nabi dan rasul-Nya, mengapa mengalami kesengsaraan yang berat ini?. Padahal Allah mampu meringankannya bagi mereka?. Jawabnya, bahwa orang yang paling berat ujiannya di dunia adalah para nabi kemudian orang yang menyerupai mereka dan orang yang semakin mirip dengan mereka seperti dikatakan Nabi kita. Hadits ini dikeluarkan Bukhari dan lainnya. Allah ingin menguji mereka untuk melengkapi keutamaan dan peningkatan derajat mereka di sisi-Nya. Ini bukan sebuah aib bagi mereka juga bukan bentuk siksaan. Allah menginginkan menutup hidup mereka dengan penderitaan ini meski mampu meringankan dan mengurangi (kadar penderitaan) mereka dengan tujuan mengangkat kedudukan mereka dan memperbesar pahala-pahala mereka sebelum meninggal. Tapi bukan berarti Allah mempersulit proses kematian mereka melebihi kepedihan orang-orang yang bermaksiat. Sebab (kepedihan) ini adalah hukuman bagi mereka dan sanksi untuk kejahatan mereka. Maka tidak bisa disamakan".[13]

KABAR BURUK DARI PARA MALAIKAT KEPADA ORANG-ORANG KAFIR.
Sedangkan orang kafir, maka ruhnya akan keluar dengan susah payah, ia tersiksa dengannya. Nabi menceritakan kondisi sakaratul maut orang kafir atau orang yang jahat dengan sabdanya:

"Sesungguhnya hamba yang kafir -dalam riwayat lain- yang jahat jika akan telah berpisah dengan dunia, menyongsong akhirat, maka malaikat-malaikat yang kasar akan dari langit dengan wajah yang buruk dengan membawa dari neraka. Mereka duduk sepanjang mata memandang. Kemudian malaikat maut hadir dan duduk di atas kepalanya dan berkata: “Wahai jiwa yang keji keluarlah engkau menuju kemurkaan Allah dan kemarahan-Nya". Maka ia mencabut (ruhnya) layaknya mencabut saffud (penggerek yang) banyak mata besinya dari bulu wol yang basah. [14]

Secara ekspilisit, Al Quran telah menjelaskan bahwa para malaikat akan memberi kabar buruk kepada orang kafir dengan siksa. Allah berfirman: "

وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ ۖ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ 

"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zhalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat mumukul dengan tangannya, (Sambil berkata): "Keluarkan nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatnya". [Al An'am: 93]

Maksudnya, para malaikat membentangkan tangan-tangannya untuk memukuli dan menyiksa sampai nyawa mereka keluar dari badan. Karena itu, para malaikat mengatakan: "Keluarkan nyawamu". Pasalnya, orang kafir yang sudah datang ajalnya, malaikat akan memberi kabar buruk kepadanya yang berbentuk azab, siksa, belenggu, dan rantai, neraka jahim, air mendidih dan kemurkaan Ar Rahman (Allah). Maka nyawanya bercerai-berai dalam jasadnya, tidak mau taat dan enggan untuk keluar. 

Para malaikat memukulimya supaya nyawanya keluar dari tubuhnya. Seketika itu, malaikat mengatakan: "Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatnya".. artinya pada hari ini, kalian akan dihinakan dengan penghinaan yang tidak terukur karena mendustakan Allah dan (lantaran) kecongkakan kalian dalam mengikuti ayat-ayat-Nya dan tunduk kepaada para rasul-Nya.

Saat detik-detik kematian datang, orang kafir mintai dikembalikan agar bisa masuk Islam. Sedangkan orang yang jahat mohon dikembalikan ke dunia untuk bertaubat, dan beramal sholeh. Namun sudah tentu, permintaan mereka tidak akan terkabulkan. Allah berfirman:

حَتَّى إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتَ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ {99} لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلآ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَا وَمِن وَرَآئِهِم بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ 

"(Demikianlah keadaan orang-orang kafir), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Rabbi kembalikan aku ke dunia. Agar aku berbuat amal sholeh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan". [Al Mukminun: 99-100]

Setiap orang yang teledor di dunia ini, baik dengan kekufuran maupun perbuatan maksiat lainnya akan dilanda gulungan penyesalan, dan akan meminta dikembalikan ke dunia meski sejenak saja, untuk menjadi orang yang insan muslim yang sholeh. Namun kesempatan untuk itu sudah hilang, tidak mungkin disusul lagi. Jadi, persiapan harus dilakukan sejak dini dengan tetap memohon agar kita semua diwafatkan dalam keadaan memegang agama Allah. Wallahu a'lamu bishshawab. Washallallahu 'ala Muhamaad wa 'ala alihi ajmain.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun VIII/1426H/2005. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta,

Jumat, 06 September 2013

kekuatan sedulur papat kelima pancer


   Sedulur Papat  Lan  Kalima Pancer




Sejak jaman dulu masyarakat dan spiritualitas Jawa meyakini bahwa setiap manusia mempunyai saudara-saudara halus yang mendampinginya. Mereka tidak kelihatan oleh mata biasa. Mereka tergolong sebagai roh-roh halus. Saudara-saudara halus ini banyak yang menyebutnya dengan istilah  Saudara Kembar atau disebut juga Roh Sedulur Papat.  
Konsep tersebut secara umum dipercaya dan dihayati oleh masyarakat jawa. Dalam kehidupan sehari-harinya di masa sekarang pun masih banyak orang Jawa yang terbiasa melakukan suatu laku prihatin dan tirakat tertentu untuk menjaga kedekatan mereka dengan roh Sedulur Papat itu.
Roh Sedulur Papat mempunyai sebutan Kakang Kawah (paling tua), Adi Ari-ari (paling muda), Getih (darah), danPusar, sedangkan kita sendiri disebut Pancer.  Kita adalah Pancer (pusat), sedangkan sukma kita yang lain disebut sedulur pendamping kita. Artinya, para sedulur kita itu keberadaannya mengikuti kita sebagai Pancer. Para sedulur ini secara halus, sosok dan wajahnya mirip dengan masing-masing orang yang bersangkutan. 

Kepercayaan terhadap sedulur papat ini tatalaku dan ritualnya dimulai ketika seorang ibu melahirkan bayi. Selain atas kelahiran anaknya itu dilakukan syukuran / selametan, terhadap ari-ari si jabang bayi juga dilakukan suatu "perawatan". Ada tatacara dan ritual tersendiri untuk merawat dan menyimpan / memakamkan ari-ari anak, yang selain dibacakan doa-doa, juga diberikan sesaji kembang dan diberikan lampu penerangan selama 7 atau 40 hari di tempat ari-ari dimakamkan, dan dijaga supaya tidak diganggu hewan dan tidak langsung terkena hujan.
Pada hari-hari berikutnya biasanya orang tua sang anak akan tekun memelihara sedulur papat anak-anaknya dengan menyajikan bubur merah putih atau jajan pasar pada hari wetonnya masing-masing (atau sebulan sekali).
Setelah anaknya dewasa, maka anaknya itu sendiri yang memelihara sedulur papatnya sendiri dengan rajin berpuasa weton setiap hari wetonnya (hari kelahirannya sesuai kalender jawa).
Sampai sekarang dalam masyarakat Jawa masih ada kepercayaan dan tradisi yang dilestarikan untuk melakukan semacam ritual, puasa dan doa dan memberi sesaji untuk sedulur papat, seperti ritual / puasa wetonan, dengan sesaji bubur merah-putih, atau jajan pasar, mandi kembang, atau memberi kembang di makam ari-ari anak, dsb.Tradisi ini baik sekali bila dilakukan, supaya sukma orang yang bersangkutan terpelihara, sehat secara kejiwaan,sehat tubuhnya tidak mudah sakit-sakitan, dan lancar dalam segala urusannya. 
Kepercayaan dasar atas laku dan ritual di atas adalah pada adanya kepercayaan tentang roh sedulur papat yang selalu mendampingi seseorang sejak orang itu lahir. Karena itu orang jawa yang masih memelihara kepercayaan kejawen akan menghormati kepercayaan itu, bahkan masih banyak yang menjalankannya. 

  Karakteristik Roh Pancer dan Sedulur Papat

Telah diuraikan di atas, sedulur papat kita itu mempunyai sebutan Kakang Kawah (paling tua), Adi Ari-ari (paling muda), Getih (darah), dan Pusar, sedangkan kita sendiri disebut Pancer.  Kita adalah Pancer, sedangkan sukma kita yang lain disebut sedulur pendamping kita. Artinya, para sedulur kita itu keberadaannya mengikuti kita sebagai Pancer. Pancer ini juga bersifat roh / sukma.

Untuk diketahui, Pancer  hadir di dalam kesadaranperasaan dan pikiran kita.  Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita sok berlogika, atau tidak peduli situasi, mengesampingkan bisikan hati dan kebijaksanaan, atau lebih mengutamakan dogma dan doktrin, pemikiran, pendapat sendiri dan ke-Aku-an. Itulah sebabnya kita tidak akrab dengan rasa dan firasat. Tetapi bila kita mau peka dan memperhatikan rasa dan firasat, ide-ide dan ilham, maka kita akan memiliki naluri dan insting yang tajam. Dengan cara demikian kita sudah mengakrabkan diri dengan para Sedulur Papat dan sudah memperhatikan komunikasi yang mereka lakukan.
Sebagai penjelasan, manusia terdiri dari 2 unsur pokok, yaitu tubuh biologis dan roh. Roh manusia terbagi menjadi 2, yaitu roh Pancer dan roh Sedulur Papat. Roh Sedulur Papat mendampingi Pancer, karena ada ikatan kuat di antara mereka. Tetapi mereka tidak sungguh-sungguh menyatu, mereka terpisah (kecuali setelah si manusia meninggal, roh-roh itu menyatu menjadi arwah). 
Dalam kehidupan sehari-hari, roh manusia ada di dalam tubuh biologisnya. Roh itu menentukan ada tidaknya energi kehidupan di dalam tubuh manusia, yang menentukan berfungsinya bagian-bagian tubuh manusia, organ-organ dan saraf, dan otak / pikiran manusia, menghidupkan saraf-saraf motorik sehingga manusia bisa berjalan, dsb. Roh menjadi penunjang kehidupan manusia.
Roh Pancer hadir secara biologis manusia. Berpikir dan berperasaan, berlogika, merencanakan kehidupan, merasa lapar, merasa sakit, ingin kaya, ingin hidup mulia, dsb, semuanya adalah aktivitas biologis manusia. Dalam hal ini Roh Pancer manusia hadir dan bertindak sebagai mahluk biologis.
Roh Pancer hadir di dalam kesadaran, hati dan pikiran, sehingga yang berperan dalam keseharian manusia adalah Roh Pancer, sedangkan Roh Sedulur Papat keberadaannya bersifat mendampingi dan membantu membentuk kebijaksanaan dan memberikan peringatan-peringatan (dalam bentuk ide dan ilham, bisikan hati / nurani dan mimpi).
Roh Pancer hadir di dalam kesadaran dan berpikir manusia, tetapi roh sedulur papat tidak menentukan jalan berpikir manusia. Roh sedulur papat tidak menyatu dengan pikiran manusia, tetapi hanya bersifat membantu membentuk kebijaksanaan dan memberikan peringatan-peringatan, dalam bentuk rasa dan firasat, gambaran-gambaran gaib, ide-ide dan ilham, yang mengalir di dalam pikiran manusia.
Seseorang yang dalam hidupnya dominan mengutamakan sikap berpikirnya atau sok berlogika, menonjolkan kepandaiannya, mengutamakan pendapat sendiri dan ke-Aku-an atau dogma / doktrin, atau tidak peduli situasi, dan mengesampingkan bisikan hati dan kebijaksanaan, maka dia lebih mengutamakan aspek biologisnya, aspek manusia keduniawiannya, sehingga tidak peka terhadap sesuatu yang bersifat roh, rasa dan firasat. Tetapi seseorang yang selalu peka batin, memperhatikan rasa dan firasat, dia akan tajam nalurinya, dan mungkin juga mengerti tentang kegaiban alam, karena dia kental berhubungan dengan rohnya.
Roh kita sebagai Pancer, sebenarnya juga bersifat roh, sehingga juga dapat mengetahui hal-hal yang bersifat roh. Tetapi sehari-harinya roh Pancer ini terbelenggu dalam kehidupan biologis manusia, terbelenggu dalam sikap berpikir duniawi manusia, sehingga manusia tidak peka dengan hal-hal yang bersifat roh. Karena itu seringkali seseorang harus bisa membersihkan hati, pikiran dan batinnya, harus bisa melepaskan belenggu keduniawiannya, untuk bisa mendalami hal-hal yang bersifat roh dan keTuhanan.
Bila kita dekat dengan para Sedulur Papat, karena keberadaan mereka mendampingi kita sebagai Pancer, maka mungkin kita akan dapat peka rasa mengenai keberadaan roh-roh lain dan dapat peka rasa mengenai sesuatu kejadian sebelum kejadian tersebut terjadi (weruh sakdurunge winarah), melalui pemberitahuan dari mereka sebelumnya. Pemberitahuan / peringatan dari para Sedulur Papat ini bisa berupa suatu kejadian perlambang,penglihatan gaib, wangsit / bisikan gaib, mimpi, rasa, firasat, ide-ide dan ilham, dsb. Diperlukan kepekaan rasa dan batin untuk dapat menangkap sinyal komunikasi dari para Sedulur Papat dan untuk mengetahui maksudnya.
Roh sedulur papat aktif hadir di dalam perenungan-perenungan dan pencarian ide dan ilham. Roh sedulur papat aktif memberikan ide-ide pemikiran, nasehat-nasehat dan ajaran yang bersifat keduniawian (berupa ide-ide dan ilham), yang mengarahkan seseorang menjadi memiliki kecerdasan batin di dalam perbuatan-perbuatannya, kaya dengan ide dan ilham, bisa menemukan jawaban-jawaban dari permasalahannya dan tidak akan menemukan jalan buntu dalam setiap permasalahan (feeling / intuisinya tajam). Dalam hal ini para sedulur papat berperan sebagaipendamping kehidupan duniawi manusia.
Roh sedulur papat aktif hadir di dalam perenungan-perenungan kerohanian dan spiritual, memberikan ide-ide pemikiran, nasehat-nasehat dan ajaran yang bersifat kerohanian maupun spiritual, yang mengarahkan seseorang menjadi memiliki hikmat kebijaksanaan kesepuhan di dalam dirinya. Dalam hal ini para sedulur papat berperan sebagai penasehat spiritual , sekaligus menjadi guru sejati , mengantarkan seseorang menjadi waskita, mengerti kebijaksanaan hidup dan mungkin juga weruh sak durunge winarah.
Dalam hal kita akan menghadapi suatu kesulitan atau pun musibah, para sedulur papat ini akan memberikan peringatan sebelumnya (dalam bentuk bisikan hati nurani atau mimpi). Apapun yang dilakukan oleh si manusia (pancer), roh sedulur papat ini akan selalu memberikan peringatan, menjauhkan manusia dari kesulitan dan marabahaya. Dan ketika si manusia melakukan atau akan melakukan suatu perbuatan yang tidak baik atau yang akan mengakibatkan kesulitan, roh sedulur papatnya akan memberinya peringatan yang mengarahkannya untuk selalu berbuat baik dan menjauhkan manusia dari perbuatan yang mengarah pada kesulitan atau musibah. Dalam hal ini kebatinan jawa memandang keberadaan para roh sedulur papat itu sebagai  Pamomong  (pembimbing), yang mengarahkan perilaku dan perbuatan si manusia supaya selalu baik dan tidak mengarah pada kesulitan atau musibah. 
Sebaiknya kita semua mengenal dan mengakrabkan diri dengan para saudara kembar kita. Mereka itu selalu membantu kita, disadari ataupun tidak. Apalagi bila kita selalu berbuat baik dan berhati lurus. Perlu diketahui bahwa para saudara halus tersebut merasa senang kalau kita mengetahui keberadaan mereka, terlebih kalau kita memperhatikan mereka. Kalau mereka merasa diperhatikan tentu mereka akan lebih dekat dan senang membantu. Hubungan akrab dengan semua saudara halus bisa dilakukan dengan sering melakukan komunikasi dan memperhatikan rasa dan firasat, ide-ide dan ilham. Seperti juga dalam pergaulan antar manusia, kalau sering terjadi komunikasi dan saling memperhatikan, tentulah hubungannya menjadi lebih dekat dan akrab.
Seandainya kita tidak mempedulikan komunikasi mereka, apalagi kita menganggap cerita tentang saudara kembar ini hanya tahayul atau mitos saja, maka mereka juga akan merasa bahwa keberadaan mereka tidak diperhatikan dan tidak diperlukan. Mereka akan tidak antusias mendampingi dan membantu kita. Maka janganlah kesal kalau pada saat kita mendapatkan kesulitan, sial, nasib jelek, dsb, kita tidak mendapatkan peringatan atau tanda-tanda sebelumnya. 

Pendampingan para roh sedulur papat ini bukan hanya ada dalam bidang keilmuan batin / spiritual, tetapi ada pada semua bidang kehidupan kita sehari-hari. Kita sendiri juga dapat merasakan adanya ajaran-ajaran berupa ilham dan ide-ide yang mengalir di dalam pikiran kita dalam segala bidang kehidupan kita. Begitu juga manusia yang hidup di negara maju. Mereka yang menjadi penemu, peneliti, atau pengembang suatu teori ilmiah, ilmu pengetahuan, ataupun peralatan modern dan canggih, mereka melakukannya bukan semata-mata berdasarkan kecerdasan otak mereka, tetapi terutama didasarkan pada kecerdasan mereka untuk mendayagunakan mengalirnya ide dan ilham di dalam pikiran mereka sebagai sumber inspirasi untuk ditindaklanjuti. Mereka tidak mempunyai pemahaman tentang roh sedulur papat, tetapi mereka sudah mengimplementasikan kecerdasan batin mereka sebagai  Guru Sejati  dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Ketika masih dalam kondisi awam, roh para sedulur papat akan bersama-sama dengan kita dalam proses belajar (mereka juga ikut belajar). Dalam tahapan ini dipahami mereka adalah kawan seperjalanan kita. Tetapi perkembangan belajar mereka jauh lebih cepat daripada kita, karena secara roh mereka bisa mengetahui hal-hal yang secara fisik tidak bisa kita ketahui, dan dapat kemudian memberitahukan pengetahuan mereka kepada kita dalam bentuk ide-ide dan ilham atau penglihatan gaib yang mengalir dalam pikiran kita. Mereka mengerti seluk-beluk kehidupan kita, termasuk pekerjaan kita yang terkait dengan teori dan alat berteknologi tinggi atau pun teori-teori ilmiah tingkat tinggi. Karena itu bila kita aktif memperhatikan dan berkomunikasi dengan mereka, kita akan lebih mudah dalam mempelajari sesuatu apapun dalam kehidupan kita, ide dan ilham akan mengalir setiap saat dan kita tidak akan menemukan jalan buntu di dalam setiap permasalahan. Mereka akan aktif hadir di dalam perenungan-perenungan.

Roh kita sebagai Pancer, sebenarnya juga bersifat roh, sehingga juga dapat mengetahui hal-hal yang bersifat roh, tetapi secara duniawi roh Pancer ini terbelenggu dalam kehidupan biologis manusia, terbelenggu dalam sikap berpikir duniawi manusia, sehingga manusia tidak peka dengan hal-hal yang bersifat roh. Karena itu seringkali seseorang harus bisa membersihkan hati, pikiran dan batinnya, harus bisa melepaskan belenggu keduniawiannya untuk bisa mendalami hal-hal yang bersifat roh dan keTuhanan. Jika tidak bisa membersihkan hati, pikiran dan batinnya, maka dalam hal-hal yang bersifat roh dan keTuhanan, yang kemudian muncul adalah sifat-sifat ke-Aku-an, sok suci, sok beriman, sok tahu, sok benar, dan akan mudah sekali terpancing rasa sentimen dan ego keAkuannya.
Aspek penting Guru Sejati hadir di dalam keilmuan kebatinan dan spiritual dengan penekanan pada usaha untuk mengenali siapa saja yang menjadi guru sejatinya dalam proses keilmuannya, supaya seseorang bertekun kepada gurunya itu untuk mendapatkan bimbingan yang mendalam. Dan ketika sudah tidak ada lagi suatu sosok yang dapat menjadi guru pembimbingnya, maka roh sedulur papatnya akan menjadi pembimbingnya yang utama, yang memberinya ide dan ilham, penglihatan gaib, dan jawaban dari berbagai pertanyaan, dan menuntunnya pada pengetahuan yang lebih tinggi.

Ini adalah salah satu aspek penting dalam dunia kebatinan jawa yang menekankan pengenalan pada roh sedulur papat, sehingga muncul konsep Sedulur Papat Kalima Pancer sebagai Guru Sejati, yang penekanannya adalah pada penyatuan interaksi antara seseorang (Pancer) dengan para roh sedulur papatnya. Dan bila saja para dewa berkenan sehingga seseorang memiliki suatu wahyu keilmuan / spiritual / kesepuhan dalam dirinya, maka keberadaan wahyu itu akan melipatgandakan kemampuan orang tersebut untuk mempelajari pengetahuan yang berdimensi tinggi (termasuk pengetahuan yang bersifat teknologi modern).
Dalam proses belajar, banyak pihak yang bisa menjadi Guru Sejati kita, terutama adalah pihak-pihak yang nyata-nyata sudah mengajar kita, yang sudah menjadikan kita menguasai suatu ilmu atau pengetahuan. Konteks Sedulur Papat sebagai Guru Sejati kita muncul ketika tidak ada lagi pihak yang menuntun dan memberi kita ajaran, sehingga kita harus mempelajarinya sendiri. Dalam kondisi ini kita mempelajari sesuatunya sendiri, mengandalkan kecerdasan pikiran dan kecerdasan batin kita sendiri. Dalam kondisi ini interaksi dengan sedulur papat akan lebih intensif, berupa mengalirnya ide dan ilham sebagai inspirasi untuk ditindaklanjuti, walaupun tidak disadari bahwa ide dan ilham itu berasal dari para roh sedulur papat.

Tidak selamanya dalam semua hal yang kita tekuni kita akan menemukan suatu sosok yang dapat mengajar atau membimbing kita. Aspek roh sedulur papat menjadi penting karena mereka selalu ada pada kita, dan apapun kebaikan dan kekuatan yang dimiliki oleh sedulur papat kita itu, efeknya akan selalu berimbas kepada kita, menjadi kebaikan dan kekuatan kita juga, karena mereka adalah bagian dari diri kita sendiri. Kekuatan mereka dan keyakinan kita pada kebersamaan mereka, akan mewujudkan suatu kekuatan batin dan kegaiban tersendiri yang akan berguna dalam melandasi keberhasilan perbuatan-perbuatan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Keilmuan dan pengetahuan yang didasarkan pada kesadaran akan kesejatian manusia akan dapat dengan lebih cepat berkembang dan meningkat, karena manusia yang menyadari kesejatiannya akan juga mengenal potensinya sebagai mahluk biologis dan sebagai mahluk roh. Pengetahuan yang tidak diketahui secara fisik manusia akan dapat diketahui secara roh. Dan apa yang sudah dapat diketahui secara roh akan menunjang pengetahuan duniawi manusia.

Di bawah ini ada beberapa ajaran bila kita ingin menyampaikan sesuatu kepada mereka, para roh Sedulur Papat,beberapa contoh cara dan doa (amalan) untuk komunikasi dan mendekatkan diri kepada mereka.  
Misalnya kita akan melakukan sesuatu yang sifatnya penting bagi kita, kita dapat berkata kepada mereka, (mengucap dalam hati kepada mereka seolah-olah mereka ada di sekitar kita) :
Contoh 1 (kejawen) :  Marmati Kakang Kawah Adi Ari-Ari  …… (sebutkan nama anda)
                                kadhangku kang lahir bareng sedino lan
                                kadhangku kang lahir bareng sewengi               
                                Sang rojo bardah ingsun
                                Ingsun arso ……..  (sebutkan apa yang akan anda lakukan)
                                Ewang-ewangono ingsun.
Contoh 2 (umum) :     Saudara-saudara kembarku semua, bantulah saya dalam bekerja, sehingga
                                pekerjaan saya lancar dan benar. Kalau ada kesalahan, tolong beritahu saya.
Contoh 3 (umum) :     Saudara-saudara kembarku semua, bantulah saya. Niat saya pergi keluar kota.
                                Bantulah saya supaya tidak ada kecelakaan, kejahatan atau gangguan apapun di
                                jalan.
Contoh 4 (umum) :     Saudara-saudara kembarku semua, bantulah saya. Anak saya sedang sakit.
                    Bantulah saya, tunjukkan kepada saya di dalam mimpi, obat atau cara untuk
                                menyembuhkan anak saya.


Sebenarnya, yang namanya sedulur papat itu akan selalu menyatukan diri dengan pancernya. Dalam hal ini, tanpa usaha penyatuan apapun, dengan laku kebatinan ataupun dengan berbagai macam amalan dan doa, dsb, roh sedulur papat selalu menyatu dengan pancernya, dan aktif berinteraksi dengan pancernya, walaupun karena ketidaktahuan (atau sok tahu) ada sebagian orang yang menganjurkan dilakukannya tatalaku kebatinan, puasa, laku prihatin dan tirakat, amalan dan doa, untuk mendekatkan, atau mengaktifkan sedulur papat.
Tanpa laku apapun sedulur papat selalu mendekat kepada pancernya karena sedulur papat adalah bagian yang tak terpisahkan dari sukma manusia, merupakan salah satu unsur yang membentuk sukma manusia. Hanya saja pancernya (kita sendiri) yang seringkali tidak peduli kepada sedulur papatnya.
Dengan demikian harus dimengerti bahwa segala macam laku olah rasa dan kebatinan, amalan dan doa, dan laku prihatin, adalah upaya manusia untuk mendekatkan pancer kepada sedulur papatnya itu, upaya kita sebagai pancer untuk lebih perhatian (peka rasa) kepada sedulur papat kita, bukan sebaliknya untuk mendekatkan sedulur papat kepada pancernya, dan jangan dipaksakan untuk itu.
Dalam kehidupan sehari-hari usaha kita untuk mendekatkan pancer (kita sendiri) dengan sedulur papat kita salah satunya adalah dengan cara kita peka rasa untuk mendengarkan bisikan ide / ilham dan peka rasa untuk memperhatikan tanda / firasat yang diberikan oleh para sedulur papat kita.
Biasanya cara sedulur papat berinteraksi / berkomunikasi dengan kita adalah dengan memberikan mimpi, atau rasa dan firasat tentang akan terjadinya sesuatu kejadian, atau berupa ide dan ilham yang mengalir dalam pikiran kita. Rasa dan firasat seringkali muncul berupa perlambang rasa. 
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, apalagi dalam kehidupan modern ini, rasa dan firasat seringkali diabaikan. Namun bila seseorang memperhatikan rasa dan firasatnya, dia sendiri yang akan mendapatkan manfaatnya. 
Misalnya, seseorang yang akan bepergian ke luar kota, karena merasa tidak enak hati kemudian membatalkan keberangkatannya. Ternyata kemudian dia mendapat berita bahwa kendaraan yang seharusnya ditumpanginya, mengalami kecelakaan. Untunglah dia tidak jadi berangkat. Apakah ini kebetulan saja?
Mungkin kita tidak akan terburu-buru berangkat kerja, walaupun sudah terlambat / kesiangan, seandainya saja sebelumnya kita tahu atau dapat merasakan bahwa pada hari itu ada anggota keluarga kita yang akan mengalami musibah.
Seringkali rasa dan firasat ini dianggap tahayul dan klenik, karena itu kita harus bisa membedakan sesuatu rasa, apakah itu hanya rasa biasa saja ataukah rasa yang merupakan suatu  pertanda  tentang sesuatu kejadian yang akan terjadi. Belajarlah peka terhadap bisikan-bisikan nurani, firasat, dsb. Jangan mengabaikan bisikan hati dan firasat, tetapi juga jangan mengada-ada, jangan melebih-lebihkan, jangan ber-ilusi.
Sesuai kondisi jaman sekarang, olah rasa dan firasat dapat dilakukan dengan cara sederhana tanpa harus banyak mengorbankan waktu dan aktivitas, seperti dalam tulisan :  Olah Rasa dan Kebatinan.




   Keilmuan Sedulur Papat Kalima Pancer

Dalam kebatinan jawa, istilah roh sedulur papat lan kalima pancer  selalu disebutkan, karena pengertian itu melandasi kekuatan batin dan sukma manusia, yang bila diyakini dan diolah dengan mendalam akan menimbulkan suatu kegaiban dan kekuatan gaib yang berasal dari dalam diri manusia sendiri, yang diolah melalui ketekunan kepercayaan dan penyelarasan hidup dan pemujaan kepada Gusti Allah. Termasuk ucapan-ucapan yang dilandasi kekuatan dan keyakinan batin akan terjadi, maka itu akan benar terjadi, saking kersaning Allah. Orang yang sedemikian itu sering disebut ucapannya mandi (manjur / idu geni).
Tidak banyak orang yang mengetahui bahwa pengetahuan tentang Sedulur Papat Kalima Pancer, yang biasanya terkait dengan konsep kebatinan tentang  Manunggaling Kawula Lan GustiSangkan Paraning Dumadi, Sukma SejatiGuru Sejati, dsb, sebenarnya adalah puncak-puncak dari keilmuan kebatinan dan spiritual jawa, jauh sebelum datangnya agama Islam di pulau Jawa. Konsep-konsep tersebut adalah terminologi asli kejawen dan adalah hasil pencapaian kebatinan dan spiritual tokoh-tokoh kejawen, yang kemudian diajarkan kepada para pengikutnya dan akhirnya berkembang menjadi ajaran kebatinan jawa atau menjadi aliran kepercayaan / kerohanian kejawen.
Tetapi banyak orang yang kurang mengerti tentang Roh Sedulur Papat kemudian memberikan pandangan-pandangan lain, misalnya menyamakan artinya sebagai sifat-sifat tanah, air, api, dsb  dalam diri manusia. Atau juga dalam penyebaran agama Islam di tanah jawa dulu, sebagai tandingan dari ajaran kejawen dan untuk menghapuskan pengaruh ajaran Syech Siti Jenar yang telah diterima secara umum oleh masyarakat Jawa, roh sedulur papat sering disamakan sebagai empat jenis nafsu manusia ataupun disamakan dengan malaikat-malaikat pendamping manusia  (juga untuk kepentingan penyebaran agama Islam, arti kata pusaka kalimasada dalam cerita pewayangan dibelokkan artinya menjadi kalimah syahadat (Wikipedia)).
Begitu juga dengan istilah kebatinan ajaran Manunggaling Kawula Lan Gusti, ajaran penghayatan penyatuan dan keselarasan manusia dengan Tuhan, adalah istilah di dalam kepercayaan kebatinan jawa dan menjadi tujuan dari laku penghayatan kepercayaan kejawen. Tetapi istilah itu menjadi populer setelah digunakan oleh Syech Siti Jenar dalam ajaran kebatinan Islam jawa, karena saat itu bertentangan dengan pendapat Sunan Kudus dan para Wali lain yang menganggap bahwa ajaran itu bukan murni ajaran Islam. Dalam hal ini Syech Siti Jenar sebagai seorang pemuka agama Islam dianggap telah mengajarkan ajaran yang bukan asli ajaran Islam, menyimpang dari ajaran Islam yang benar, dan dianggap sesat.
Tanpa bermaksud menyalahkan atau merendahkan pandangan-pandangan lain tersebut, Penulis hanya ingin mengingatkan bahwa konsep-konsep kejawen tersebut di atas adalah asli terminologi kebatinan jawa dan memiliki arti dan makna sendiri yang tidak dapat disamakan atau digantikan dengan arti dan makna dalampandangan-pandangan lain tersebut. Jika pun dihubungkan dengan penghayatan kebatinan masyarakat Jawa, laku prihatin dan puasa, wetonan, dsb, maka arti dan makna dalam konsep pandangan lain tersebut sama sekali berbeda dengan arti dan makna roh pancer dan sedulur papat dalam konsep kejawen di masyarakat. Apalagi kalau diterapkan dalam keilmuan kebatinan kejawen, arti dan makna roh pancer dan sedulur papat dalam pandangan lain tersebut sama sekali tidak berguna. Dengan demikian menjadi jelas bahwa konsep-konsep kejawen itu sama sekali tidak dapat disamakan atau digantikan dengan konsep-konsep dalam pandangan lain tersebut.


Berdasarkan jalannya sejarah, budaya kebatinan jawa terbagi dalam 2 periode jaman, yaitu jaman sebelum berkembangnya agama Islam, dan jaman sesudah berkembangnya agama Islam. 
Sebelum berkembangnya agama Islam orang jawa lebih banyak mengikuti tradisi jawa dalam hal berketuhanan. Jalan keagamaannya masih murni mengikuti ajaran ketuhanan kejawen. Sekalipun berkembang juga ajaran agama Hindu dan Budha, dan orang jawa memeluk agama itu, tetapi orang jawa tetap mempunyai pengertian sendiri tentang kejawaan.
Setelah berkembangnya agama Islam orang jawa mulai meninggalkan ajaran jawa untuk digantikan dengan ajaran dan peribadatan Islam. Sebagian ajaran filosofi jawa juga ada yang sengaja dibelokkan, orang-orang memasukkan ajaran Islam ke dalam ajaran jawa, menjadi ajaran Islam jawa, yang seringkali ajarannya malah dangkal, tidak dalam, tidak mengakar pada filosofi jawa yang asli. Tatalaku budaya jawa juga sudah banyak dimasukkan unsur Islam, budaya puasa wetonan, syukuran / selametan, bersih desa, sedekah bumi, dsb, sudah banyak bernuansa Islam. Akibatnya, pada masa ini orang sudah tidak lagi memiliki pemahaman yang benar dan dalam tentang budaya dan filosofi jawa, sudah tidak lagi murni dan asli seperti yang seharusnya.
Memang tidak semua orang, termasuk para spiritualis kawakan yang mampu melihat gaib, mampu juga untuk melihat roh sedulur papat, karena dimensinya lebih halus dan lebih sulit dilihat daripada kuntilanak, gondoruwo atau dedemit lainnya atau roh-roh halus tingkat rendah lainnya yang biasa dilihat orang.  Roh Saudara Kembar / Sedulur Papat menjadi sesuatu yang sulit untuk dilihat, sehingga seseorang yang sudah pernah melihat / bertemu dengan roh sedulur papat-nya seringkali dianggap sebagai suatu keberuntungan dan keistimewaan tersendiri.
Dalam tulisan-tulisan di halaman lain Penulis telah menuliskan hubungan sedulur papat dengan kemampuan seseorang dalam keilmuan batin / gaib (misalnya dalam tulisan  Olah Rasa dan Kebatinan,  Olah Sukma dan Kebatinan  dan  Sukma Sejati ).  Namun seringkali para praktisi kebatinan, termasuk orang-orang yang mampu melihat gaib, tidak menyadari keberadaan roh sedulur papat dan tidak mampu melihatnya, sehingga tidak mempunyai pemahaman yang dalam tentang roh sedulur papat dan seringkali juga tidak dapat mendayagunakan kemampuan roh-roh itu atau mendayagunakan kombinasi kesatuan roh Sedulur Papat dan roh Pancer.
Bahkan seringkali dikatakan, dalam hubungannya dengan keilmuan kebatinan jawa, bahwa ilmu seseorang sudah mencapai puncaknya apabila sudah dapat menemui wujud  Guru Sejati, yang tidak lain adalah sedulur papatnya, yang wujudnya secara halus benar-benar mirip dengan orang yang bersangkutan. Tetapi sebenarnya itu barulahawal dari suatu tahapan penting yang masih harus dikembangkan lagi ke tingkat yang lebih tinggi. Hanya sekedar bisa melihat atau bertemu dengan roh sedulur papat tidak akan berarti apa-apa dan tidak akan memberi manfaat apa-apa. Bahkan sebenarnya tidaklah terlalu sulit untuk melihat / bertemu dengan roh sedulur papat kalau itu dilakukan dengan laku kebatinan. Tetapi manfaat akan didapatkan jika seseorang bisa mendayagunakankesatuan roh sedulur papat dengan orang itu sendiri dalam setiap sisi kehidupannya.



Pendayagunaan roh sedulur papat, selain secara keilmuan kebatinan, dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan memperhatikan semua pemberitahuan dari mereka yang berupa rasa dan firasat, ide dan ilham, penglihatan gaib dan jawaban dari berbagai pertanyaan dan permasalahan, atau menjadikannya sebagai suatu kekuatan batin dan sukma yang mendasari perbuatan-perbuatan, atau pada tingkatan yang lebih tinggi dapat mendayagunakannya sebagai sosok pribadi yang bisa diajak berpikir dan berkomunikasi seolah-olah mereka adalah sosok-sosok roh lain yang berdiri sendiri-sendiri.
Karena itu dalam doa dan amalan kejawen selalu disebutkan :
 Niat Ingsun .......................
 Saking kersaning Allah.

Artinya, dalam doa dan niat seseorang melakukan suatu perbuatan yang dianggap penting selalu disatukan dengan kebersamaan para sedulur papatnya menjadi satu kesatuan perbuatan bersama-sama, menjadi satu kebatinan yang lebih kuat dibandingkan jika hanya dilakukan dengan keinginan sendiri, sehingga hasilnya akan lebih baik dan pengaruhnya secara kebatinan dan kegaiban akan menjadi lebih kuat, walaupun ucapan: kakang kawah adi ari-ari, kadhangku kang lahir nunggal sedino lan kadhangku kang lahir nunggal sewengi, Ingsun arso ….... Ewang-ewangono ingsun ....... tidak selalu disebutkan, karena sugesti istilah Ingsun adalah mewakili kesatuan Sedulur Papat Lan Kalima Pancer.

Tetapi doa dan amalan itu hanya akan berarti jika seseorang memiliki pemahaman dan kepercayaan tentang keberadaan roh sedulur papat dan kesatuan mereka dengan sukmanya. Tanpa itu doa-doa dan amalan itu tidak akan banyak memberi manfaat, walaupun sering diucapkan berulang-ulang atau diwirid sebagai suatu amalan ilmu.

Penulis juga ingin meluruskan pandangan beberapa kalangan yang mengatakan bahwa roh sedulur papat kita mempunyai kekuatan gaib yang tinggi, sehingga kalau kita bisa mendayagunakannya sebagai khodam ilmu, maka ilmu kita akan ampuh, lebih ampuh daripada menggunakan khodam-khodam yang lain.
Di halaman berjudul  Kesaktian Manusia  Penulis sudah menuliskan bahwa kekuatan sukma seseorang terutama adalah berasal dari kekuatan laku kebatinan / spiritual seseorang semasa hidupnya (selain kebatinan / spiritual yang bersifat keilmuan, juga kekuatan dari penghayatan kebatinan / spiritual kerohanian dan keagamaan / ketuhanan).
Ketika masih dalam kondisi awam, roh para sedulur papat akan bersama-sama dengan kita dalam proses belajar (mereka juga ikut belajar). Dalam tahapan ini dipahami bahwa mereka adalah kawan seperjalanan kita. Tetapi perkembangan belajar mereka jauh lebih cepat daripada kita, karena secara roh mereka bisa mengetahui hal-hal yang secara fisik tidak bisa kita ketahui, dan dapat kemudian memberitahukan pengetahuan mereka kepada kitadalam bentuk ide-ide dan ilham atau penglihatan gaib yang mengalir dalam pikiran kita.
Sejalan dengan perkembangan laku kebatinan dan spiritual kita, kekuatan gaib roh Pancer dan Sedulur Papat kita juga akan meningkat. Kekuatan roh Pancer dan Sedulur Papat kita secara satu kesatuan akan menjadi kekuatan sukma kita. Karena itu kekuatan gaib roh sedulur papat akan sejalan dengan perkembangan laku kebatinan dan spiritual kita. Setelah kekuatan kebatinan kita kuat, dan kekuatan gaib sedulur papat kita juga kuat (karena sifatnya mengikuti kekuatan gaib roh Pancer), barulah kekuatan gaib dari para sedulur papat kita itu bisa menjadi "khodam" kita yang berkekuatan tinggi. Tetapi sebagai roh perkembangan kekuatan mereka lebih cepat daripada orangnya, dan biasanya kekuatannya juga lebih tinggi daripada Pancernya.
Dengan demikian bisa dimengerti bahwa secara umum dan alami kondisi kekuatan gaib Roh Pancer dan Sedulur Papat seorang awam adalah lemah, bahkan lebih lemah dibandingkan kuntilanak yang di alam gaib termasuk sebagai roh halus yang kekuatan gaibnya paling lemah. Setelah orang tersebut menempa kebatinannya (dengan laku kebatinan atau kebatinan dalam keagamaan / ketuhanan) barulah kemudian kekuatan kebatinan (kekuatan sukma) seseorang menjadi kuat. Karena itu kebatinan dan spiritual orang itu harus ditempa terlebih dahulu supaya mempunyai kekuatan yang tinggi, barulah roh sedulur papatnya mempunyai kekuatan gaib yang tinggi karena sifatnya mengikuti laku yang dilakukan oleh Pancernya.



Ada pertanyaan :
Mengenai penjelasan tentang sedulur papat yang berpotensi menjadi khodam, apakah hal tersebut terjadi secara otomatis, atau butuh dipupuk, dilatih dan disugesti ?
Ulasan :
Berdasarkan pengetahuan Penulis pribadi, roh sedulur papat yang berpotensi menjadi khodam hanya terjadi pada orang-orang yang mengerti kegaiban dan yang menguasai ilmu gaib, kebatinan dan spiritual.

Pada orang-orang awam biasanya itu tidak terjadi, karena secara alami sedulur papat manusia kekuatannya lemah, sebanding dengan kekuatan sukma / pancer si manusia itu sendiri yang biasanya lemah, yang bahkan masih lebih lemah daripada kuntilanak yang di alam gaib termasuk jenis mahluk halus yang paling lemah (walaupun manusia itu merasa kuat kepercayaannya dan merasa beriman), sehingga sedulur papatnya itu tidak mampu untuk menjadi khodam pelindungnya.

Ada orang-orang tertentu yang menguasai ilmu medhar sukma dengan amalan gaib. Dalam contoh ini roh sedulur papatnya menjadi khodam orang itu karena "dipaksa" dengan amalan gaib. Tapi kalau sedang tidak dibacakan amalan gaib, sedulur papatnya akan pasif, tidak menjadi khodamnya.

Ada juga orang-orang tertentu yang menguasai ilmu merogoh sukma dengan amalan gaib. Dalam contoh ini keseluruhan roh orang tersebut bisa keluar dari tubuhnya dan masuk ke alam gaib. Tapi kalau sedang tidak merogoh sukma, sedulur papatnya akan pasif, tidak menjadi khodamnya.
Apapun jenis keilmuan seseorang, apapun amalan dan doa yang amalkannya, walaupun mengatasnamakan roh pancer dan sedulur papat, selama lakunya itu tidak secara langsung mengolah sisi kekuatan kebatinannya, maka kemungkinan besar kekuatan sukmanya tetap rendah, sehingga tidak bisa menjadi khodam pelindungnya. Dalam kondisi yang seperti itu maka yang menjadi pelindung gaibnya biasanya adalah khodam ilmu / pendamping yang dibekalkan kepada seseorang ketika menimba ilmu, bukan roh sedulur papatnya.

Pada orang-orang yang menekuni laku kebatinan / spiritual, biasanya mereka merasakan adanya kekuatan gaib dan perlindungan gaib yang berasal dari kegaiban sukmanya. Kekuatan gaib itu sebagian berasal dari kegaiban roh pancernya, sebagian lagi berasal dari kegaiban roh sedulur papatnya.
Ketika roh sedulur papatnya sudah sampai pada tingkat kekuatan tertentu, sudah merasa kuat, maka akan ada saat-saat tertentu roh sedulur papatnya itu berinisiatif  medhar, keluar dari badan si manusia, menunjukkan bahwa mereka sudah cukup kuat untuk menjadi sosok pelindung gaib si manusia pancernya, biasanya terjadi sesudah roh sedulur papatnya berkekuatan di atas 20 kalinya kekuatan gaib Ibu Ratu Kidul (dengan demikian diartikan bahwa kekuatan gaib di bawah 20 kalinya kekuatan gaib Ibu Ratu Kidul secara kebatinan kekuatan setingkat itu masih dianggap rendah).
Dalam contoh kasus ini biasanya roh sedulur papatnya mendapatkan peningkatan kekuatan sejalan dengan laku kebatinan / spiritual yang dijalani oleh orang tersebut. Sejalan dengan bertambahnya kekuatannya, roh sedulur papatnya akan aktif berfungsi sebagai khodam gaib yang menjaganya, mengikuti sugesti orangnya untuk menolak roh-roh jahat dan serangan gaib dan akan aktif mendatangkan ide / ilham dan bisikan gaib (wangsit).

Jadi roh sedulur papat yang berpotensi menjadi khodam tidak otomatis terjadi pada semua orang. Biasanya hanya terjadi pada orang-orang yang menggeluti dunia kegaiban, kebatinan dan spiritual.
Ketika sudah tidak ada lagi suatu sosok yang dapat menjadi guru pembimbing, maka roh sedulur papat akan menjadi pembimbing yang utama, yang akan aktif memberikan ide dan ilham, penglihatan gaib, dan jawaban dari berbagai pertanyaan, dan menuntun pada pengetahuan yang lebih tinggi untuk ditindaklanjuti. Inilah aspek penting dalam dunia kebatinan jawa yang menekankan pengenalan pada roh sedulur papat, sehingga muncul konsep Sedulur Papat Kalima Pancer sebagai  Guru Sejati  bagi seseorang yang penekanannya adalah pada penyatuan interaksi antara seseorang (Pancer) dengan para roh sedulur papatnya. Dan bila saja para dewa berkenan sehingga seseorang menerima suatu wahyu keilmuan / spiritual / kesepuhan dalam dirinya, maka keberadaan wahyu itu akan melipatgandakan kemampuan orang tersebut untuk mempelajari pengetahuan yang berdimensi tinggi (termasuk pengetahuan yang bersifat teknologi modern).


Ada pertanyaan dari seorang pembaca, sewaktu ngebleng terutama saat weton, apakah kekuatan sukma bisa sampai 2 x lipat dari keadaan normal ataukah tidak.

Dengan syarat selama berpuasa menjauhi kondisi / suasana bersenang-senang / hiburan dan puasanya sebelumnya sudah diniatkan (bukan asal puasa), ngebleng hari apa saja sesuai niatnya, termasuk wetonan :
 - ngebleng 1 hari bisa menaikkan kekuatan sukma menjadi 1,5 kali kondisi normalnya
 - ngebleng 3 hari bisa menaikkan kekuatan sukma menjadi 3 kali kondisi normalnya

Tapi sesudahnya ketika sudah tidak lagi berpuasa kondisi kekuatan sukmanya bisa menurun lagi, apalagi jika sehari-harinya sering menonton hiburan, televisi, atau hidupnya banyak bersenang-senang.

Karena itu kalau diniatkan puasanya untuk menaikkan kekuatan sukma, maka puasanya itu harus dijadikan kebiasaan rutin. Lebih bagus lagi kalau sehari-harinya tidak mengumbar kesenangan hidup.


Ada juga pertanyaan, puasa apa yang efektif meningkatkan kekuatan batin / sukma.

Kalau tujuannya untuk meningkatkan kekuatan sukma, kalau hanya berpuasa saja, efek peningkatannya tidak signifikan. Efek dari puasa lebih banyak bersifat "membangkitkan" kekuatan sukma dan menambah "kekerasan" batin manusia.

Kalau tujuannya untuk meningkatkan kekuatan sukma, seharusnya juga "membangun" kekuatan sukma, misalnya dengan olah batin dan oleh energi untuk kekuatan sukma. Selama menjalankan olah batin itu, laku berpuasa itu sangat baik untuk memperkuat meningkatnya kekuatan sukma.

Secara umum kondisi sukma manusia adalah lemah, bahkan masih lebih lemah dibandingkan mahluk halus kuntilanak yang di alam gaib termasuk jenis yang paling lemah, sehingga sekuat apapun fisiknya, orang akan mudah untuk dipengaruhi atau diserang secara gaib, juga gampang kesambet. Sukma akan kuat jika orang itu menjalankan laku yang efeknya memperkuat sukma.
Olah Rasa dan Olah Batin akan menjadi dasarnya.
Setelah itu bisa dilanjutkan dengan laku "membangun" kekuatan sukma, misalnya dengan olah batin dan olah energi untuk kekuatan sukma, seperti dicontohkan dalam tulisan-tulisan bertema Meditasi Energi.
Selama menjalankan olah batin itu, laku berpuasa sangat baik untuk membantu meningkatnya kekuatan sukma.

Perhatian :
Seandainya selama anda membaca isi tulisan atau amalan dan doa di halaman ini atau pun di halaman lain anda merasakan bulu kuduk atau rambut kepala anda meremang, itu tidak apa-apa. Itu adalah reaksi dari roh pancer dan sedulur papat yang tersugesti oleh tulisan yang anda baca. 
Atau jika anda merasakan adanya rasa berat / sesak di dada atau rasa tertekan / berdenyut / gerakan di ubun-ubun kepala setelah menghayati membaca tulisan-tulisan bertema kebatinan dan spiritual, itu juga tidak apa-apa. Itu adalah reaksi getaran dari cakra-cakra tubuh yang akan mempermudah anda jika berniat mempelajari kebatinan dan spiritual. 
Tetapi jika anda terlalu khusyuk menghayati, sehingga kemudian anda merasakan bergetar kencang di seluruh tubuh, sebaiknya segera dihentikan, jangan sampai kemudian menjadi tidak terkendali dan roh anda merogoh sukma, lepas kontrol diluar kemauan anda. Sebaiknya jangan melakukan rogoh sukma tanpa bimbingan dan pendampingan seorang guru yang benar mengerti keilmuannya.


Di bawah ini adalah beberapa contoh amalan kebatinan kejawen yang sudah umum dilakukan oleh mereka yang menggeluti dunia kesaktian atau kebatinan jawa yang kegaibannya terutama adalah berasal dari kekuatan kebatinan / roh sukma seseorang (roh pancer dan sedulur papat) :


 1.
 Marmarti Kakang Kawah Adi Ari-Ari  
 Kadhangku kang lahir bareng sedino lan
 
Kadhangku kang lahir bareng sewengi 
 Sang rojo bardah ingsun
 Ingsun arso ……..  (sebutkan apa yang akan anda lakukan / inginkan)
 Ewang-ewangono ingsun.

Amalan di atas tujuan sugestinya adalah untuk mengajak roh sedulur papat melakukan suatu perbuatan bersama-sama (perbuatan / pekerjaan yang dianggap penting), sehingga kegaibannya / tingkat keberhasilannya menjadi lebih tinggi dibanding jika hanya dilakukan sendirian. Amalan tersebut di atas juga dapat dilakukan sebagai tambahan usaha untuk terkabulnya suatu keinginan khusus yang dilakukan dengan berpuasa weton untuk memperkuat kegaiban dari lakunya  (baca juga : Laku Prihatin dan Tirakat).


 2.
 Sukma ingsun sukma sejati
 Sukma sejatining urip
 Urip sejatining manungsa
 Tiluhur tak usap dampal
 Di tengah puser udel
 Serbudi aptoroso diroso keno kuoso
 Ya Alloh kul goib kulo nyuwun ijin
 Ya Alloh kulo nyuwun kekuatan
 Ya Alloh kulo nyuwun kesaktian
 Ya Alloh kulo nyuwun kegaiban Ya Alloh kulo nyuwun ..............
 Mugi-mugi Alloh kul goib ngabulaken panyuwun kulo
 Hong wilaheng sekare bahwono langgeng (3x)


Amalan doa di atas sifatnya adalah permohonan dan tujuan yang secara kebatinan ingin dicapai.
Di amalan tersebut di bagian titik-titiknya bisa diisi dengan hal-hal yang berhubungan dengan keilmuan kebatinan / kegaiban, misalnya kewaskitaan, penglihatan gaib, wahyu / wangsit, pencerahan spiritual, dsb.
Tapi amalan itu bisa juga digunakan untuk keperluan pribadi, untuk laku pribadi, jadi titik-titiknya bisa diisi dengan sesuatu yang ingin anda capai dalam hidup anda. Jika digunakan untuk laku pribadi, paling baik diamalkan bersamaan dengan laku prihatin dan tirakat.

Amalan di atas tujuan sugestinya adalah untuk memohonkan terkabulnya suatu keinginan, selain permohonan kepada Tuhan, kegaiban sukma orang ybs juga akan membantu mewujudkan keinginan itu.
Secara umum, sugesti di atas, yang bersifat kebatinan, akan dapat membangkitkan kemampuan kegaiban dan kebatinan seseorang, mengantarkan seseorang menjadi linuwih dan waskita secara kebatinan.

Amalan sugesti di atas adalah bagian dari laku kebatinan ketuhanan jawa, dan hasil lakunya akan lebih terasa jika amalan itu dilakukan dengan dasar kebatinan ketuhanan, bukan sekedar mewiridkan amalannya, tetapi memohon kepada Tuhan dengan bersugesti rohnya tersambung dengan Tuhan, dalam upaya manembah


 3.
 Sun matek aji Lembu Sekilan
 Hawa, geni, banyu, angin lan lemah
 Kakang Kawah, Adi Ari-ari, Getih lan Puser
 Yo Aku Sang Ratu Jagad, Sang Ratu Herang Putih
 Dulur bathin, sanak bathin, Papat Kalima Pancer

 (paling sedikit dibaca 3x, masing-masing dengan menahan dan menekan nafas).

Amalan di atas tujuan sugestinya adalah untuk kekuatan badan, kekuatan pukulan dan kekuatan menahan pukulan (tahan pukul). Sugestinya adalah untuk menjadikan tubuh kuat padat dengan energi dan energinya juga padat mengisi dan melindungi tubuh.

Amalan kebatinan di atas sugestinya adalah untuk menggerakkan kegaiban sukma pelakunya. Kekuatan gaibnya berasal dari energi kanuragan dan tenaga dalam, energi kekuatan alam, kekuatan roh dan kebatinan si manusia ybs, yang semuanya akan menyatu menjadi kekuatan sukma. Amalan kebatinan di atas juga berfungsi untuk menyatukan kekuatan gaib roh sedulur papat untuk menyatu dengan kekuatan tubuh dan sukma si manusia ybs.

Setelah menghimpun dan mengumpulkan semua energi di dada, kemudian sambil menekan nafas badan / tangan dikeraskan, barulah bacaan amalan di atas dilakukan sambil melakukan gerakan-gerakan untuk kekuatan badan dan pukulan.

Selain dengan cara duduk bersila, amalan di atas paling baik dilakukan dalam posisi berdiri. Bacaan amalan di atas dilakukan sambil menekan nafas, badan / tangan dikeraskan dan membuat gerakan-gerakan untuk kekuatan badan dan pukulan, seperti halnya dalam latihan pencak silat / karate. Dilakukan dengan gerakan-gerakan yang lambat seperti slow motion akan lebih baik.

Awalnya semua kekuatan dibangkitkan, mengisi tangan dan badan, seluruh tubuh. Tangan dikepalkan. Kemudian kendorkan energi anda dengan posisi membuka diri dan tangan dijulurkan (tangan tetap dikepalkan). Sesudahnya sambil mengeraskan badan dan tangan tetap dikepalkan, dengan menarik tangan energinya ditarik kembali dipusatkan ke badan untuk dipadatkan. Barulah kemudian anda melakukan gerakan-gerakan memukul dengan tangan tetap dikepalkan sambil mengamalkan bacaan di atas.

Pada latihan-latihan pertama laku di atas dilakukan untuk tujuan mengeraskan kekuatan badan dan melapisi tubuh dengan selapis energi.
Pada latihan-latihan berikutnya, jika anda rasa energi anda sudah cukup besar dan kuat ( hanya setelah energi anda sudah cukup besar dan kuat), energinya disugestikan bukan hanya kuat mengisi dan melapisi tubuh, tetapi juga disugestikan energinya keras dan padat melapisi bagian luar tubuh anda, energinya keras dan padat hingga sejengkal jaraknya dari badan anda.

Dalam semua laku olah energi, sebaiknya anda menahan dan menekan nafas, lepaskan nafas dengan perlahan dan teratur, jangan melepaskan nafas dengan keras (kecuali untuk menyerang), supaya semua energi dan kekuatan yang sudah terhimpun dan terbentuk tidak terbuang lagi sia-sia, supaya tetap tersimpan menyatu dengan tubuh dan sukma anda.

Setelah latihannya selesai lepaskan nafas dengan perlahan dan teratur, jangan melepaskan nafas dengan keras dan jangan mengendorkan badan, supaya semua energi dan kekuatan yang sudah terhimpun dan terbentuk tidak mengendor dan berkurang kekerasan dan kekuatannya. Walaupun nantinya akan mengendor juga sesuai jalan aktivitas kita sehari-hari, tetapi jangan kita sendiri yang sengaja mengendorkannya, biarkan saja terjadi secara alami. Sesudahnya anda bisa beraktivitas kembali dengan normal.


Jika penghayatan anda benar, selama melakukannya anda akan merasakan bulu kuduk atau seluruh tubuh anda meremang / merinding yang adalah reaksi dari roh pancer dan sedulur papat anda yang tersugesti oleh laku anda. Sesudah latihannya anda akan merasakan tubuh anda segar bertenaga. Hasil laku tersebut tergantung juga pada penghayatan anda, apakah nantinya semuanya akan menjadi kekuatan sukma ataukah akan menjadi kekuatan kanuragan seperti tenaga dalam.

Cara di atas baik untuk menyatukan semua energi yang pernah dihimpun, baik energi dari kekuatan kebatinan, energi dari kanuragan dan tenaga dalam atau energi hasil olahan meditasi energi atau dari hasil penghayatan kebatinan dalam keagamaan, semuanya akan disatukan dengan kekuatan sugesti kebatinan, menyatu menjadi kekuatan kanuragan, batin dan sukma.


Amalan kebatinan jawa di atas adalah bersifat kebatinan, karena itu dalam mengamalkannya juga harus dengan sugesti kebatinan. Sebelumnya anda harus sudah menentukan aji lembu sekilan itu akan menjadi seperti apa.

Karena bersifat kebatinan, maka amalan lembu sekilan itu hasilnya akan bergantung pada sugesti kebatinan anda, apakah lembu sekilannya hanya untuk kekuatan badan saja untuk menjadikan tubuh anda berkekuatan besar, apakah juga untuk membuat badan tahan pukul, apakah cukup sebatas ada pagaran energi pelindung, atau apakah juga supaya kebal senjata tajam, dsb. Jadi, karena bersifat kebatinan, maka amalannya sama, tetapi sugesti kebatinannya anda sendiri yang menentukan (sambil memvisualisasikan sendiri hasilnya, olah sugesti).Karena itu dalam keilmuan kebatinan tidak ada banyak amalan, karena amalan yang sama bisa dilakukan dengan banyak macam sugesti dan bisa diamalkan untuk banyak tujuan.

Jika anda sudah menekuni olah kanuragan / tenaga dalam, hasilnya akan lebih baik lagi kalau juga menekuni laku kebatinan untuk kekuatan badan, baik dengan amalan kekuatan di atas, ataupun dengan amalan-amalan kejawen yang lain (bukan dengan amalan yang untuk memukul, menyerang atau kekebalan, tapi yang untuk kekuatan badan). Dengan laku olah kebatinan tenaganya disatukan selain dengan tubuh juga dengan sukma / batin. Sejalan dengan penghayatan dan pencapaian latihan anda nantinya akan terasa tenaga anda menjadi lebih keras dan padat, ibaratnya anda akan merasa seperti berotot kawat bertulang besi.

Jika anda juga mempunyai sebuah benda gaib bertuah kekuatan, sugesti kebatinan di atas juga dapat digunakan untuk menyatukan kegaibannya dengan anda. Amalan kebatinan jawa itu adalah bersifat kebatinan, karena itu dalam mengamalkannya juga harus dengan sugesti kebatinan. Benda gaibnya digenggam, disatukan seolah-olah sudah menjadi satu kesatuan dengan diri anda. Sebelumnya anda harus sudah menentukan aji lembu sekilan itu akan menjadi seperti apa, apakah cukup sebatas tahan pukul, atau juga anti gores / sabet / tusuk (kebal sejati), ataukah sebatas ada energi pelindung saja. Sugesti aji lembu sekilan anda itu juga akan menentukan sejauh mana kegaiban yang harus dilakukan oleh benda gaibnya.

Sesudah menentukan sugestinya, amalannya diwirid di dalam hati dan selain ditujukan ke dalam diri sendiri, juga ditujukan kepada benda gaibnya, menjadi satu perbuatan bersama-sama. Jika cara anda benar, sesudahnya anda sendiri menjadi semakin kuat dan bugar, benda gaibnya juga akan semakin keras getaran dan kegaibannya.



 4.
 Watu tego banyu pertiwi
 Wesi tego banyu pertiwi
 Kayu tego banyu pertiwi
 Tanpo nyowo tanpo sukmo
 Lipa lipuk empuk dadi kapuk
 Santek pandelong landawek landawed

 (paling sedikit dibaca 3x, masing-masing dengan menekan nafas).

Amalan di atas tujuan sugestinya adalah untuk kekuatan tangan, misalnya untuk meremas atau membengkokkan sebuah benda, benda yang semula keras akan menjadi lebih lunak. Bisa juga digunakan untuk mematahkan / memecahkan benda keras (sebaiknya hati-hati dalam penggunaannya, jangan sampai anda mengalami cidera karena kekuatan anda belum cukup kuat atau karena sugestinya belum tepat). Dalam mengamalkan amalan di atas dilakukan sambil menahan nafas dan tangan mengepal dikeraskan. Dalam mempraktekkannya, sambil menahan nafas amalan itu dibaca, sesudahnya ketika meremas / membengkokkan sebuah benda nafas dihembuskan keras lewat hidung sambil mengalirkan tenaga ke tangan (dan dalam batin disugestikan benda yang diremas itu lunak).




Secara umum amalan-amalan gaib berfungsi untuk mengarahkan dan memfokuskan batin supaya selaras dengan isi dan bunyi amalannya (untuk memfokuskan sugesti), sehingga untuk memudahkan prakteknya dan dalam rangka pengajaran ilmu orang akan menciptakan banyak variasi amalan untuk jenis ilmu yang berbeda-beda, dan orang akan terdorong untuk mempelajari dan mengkoleksi banyak amalan ilmu, sehingga akan bergantung kepada sosok guru yang mengajarkan amalan dan ilmunya itu.

Tetapi para pelaku kebatinan sudah terbiasa bermain sugesti (olah sugesti), sugestinya hanya ada di dalam batin dan pikiran mereka saja, tidak diwujudkan dalam bentuk formal amalan ilmu, sehingga dalam keilmuan kebatinan tidak ada banyak variasi amalan / mantra. Amalan hanya digunakan untuk memicu / memancing munculnya kekuatan kebatinan, dan satu itu saja amalan ilmunya dengan kemampuannya bersugesti bisa digunakannya untuk banyak macam bentuk keilmuan.

Karena itu para pelaku kebatinan, dan yang sedang belajar ilmu kebatinan, dituntut untuk menguasai olah rasa dan olah sugesti, untuk mengolah kekuatan rasa, untuk mengolah dan mengukur kekuatannya sendiri, dan dengan olah sugesti mereka membentuk kekuatan kebatinan mereka supaya menjadi seperti apa yang mereka inginkan.

Karena itu tingkat pencapaian masing-masing orang dalam olah kebatinan tidak bisa hasilnya disama-ratakan, masing-masing orang akan memiliki kelebihan sendiri-sendiri. Keunggulan seseorang dalam menggunakan kekuatan rasa dan kekuatan sugesti akan menentukan hasil yang dicapai seseorang dalam mempelajari hal yang sama, tetapi selain ketekunan dan faktor interest, kecerdasan batin dan kreativitas batin dalam bersugesti akan menentukan apa saja yang berhasil dicapai oleh seseorang dibandingkan orang lain.

Amalan-amalan kebatinan jawa di atas adalah bersifat kebatinan, karena itu dalam mengamalkannya juga harus dengan sugesti kebatinan, sambil memvisualisasikan hasil yang diharapkan, sugestinya diucapkan di dalam hati dan ditujukan ke dalam diri sendiri, untuk membangkitkan inner power,  yaitu kekuatan kebatinan / roh / sukma.

Amalan-amalan kebatinan di atas, terutama yang no.3 dan 4, mungkin akan terasa susah bagi para pemula pelaku kebatinan, apalagi yang sudah terbiasa hanya mewirid amalan saja, karena kekuatannya bukan pada wiridannya, tapi pada kekuatannya bersugesti, sehingga mungkin amalan itu tidak akan banyak bermanfaat bagi mereka, mungkin efeknya juga tidak terasa.

Tapi bagi para pelaku kebatinan, yang sudah memiliki kekuatan kebatinan, dan yang sudah mampu bersugesti, amalan satu itu saja sudah cukup untuk mencakup semua jenis keilmuan kanuragan. Ilmu lembu sekilan, tameng waja, brajaguno, kebal sejati, kalacakra, lumpuh lampah, pukulan besi, lebur saketi, pukulan penghancur tulang, pukulan jarak jauh, pukulan panas, pukulan dingin, dsb, semuanya bisa diwujudkan hanya dengan satu amalan itu saja, kuncinya selain ada pada kekuatan kebatinan yang sudah dimiliki, juga pada kemampuannya bersugesti.

Amalan-amalan kebatinan jawa di atas akan baik sekali jika diamalkan dalam keadaan berpuasa dan dilakukan secara rutin untuk menjaga supaya kegaibannya tidak melemah. Jika anda juga mempunyai khodam ilmu / pendamping, sebaiknya disugestikan supaya khodam pendamping anda itu ikut menjalankan laku itu bersama anda, sehingga sesudahnya selain khodam itu menjadi lebih kuat dan bugar, keberadaannya juga akan semakin menambah kekuatan kegaiban anda.

(Hati-hati bagi yang menggunakan kekuatan kebatinan untuk kekebalan. Kekuatan kebatinan yang berhasil digunakan untuk kekebalan kekuatannya jauh melebihi kekuatan ilmu gaib dan ilmu khodam, ataupun susuk dan jimat kebal, sehingga dapat menyebabkan seseorang yang sudah meninggal jasadnya tidak dapat hancur dan membusuk seperti layaknya jasad manusia pada umumnya dan rohnya sendiri tidak dapat lepas keluar dari tubuhnya, terkunci di dalamnya. Jasad dengan roh di dalamnya tersebut akan menjadi mumi dan beratus-ratus tahun kemudian akan dapat menjadi yang sekarang disebut jenglot atau batara karang. Lebih baik bila kekuatan kebatinan itu dijadikan ilmu lembu sekilan saja, yaitu ilmu kekuatan dan pertahanan tubuh dengan memadatkan kekuatan kebatinan / sukma / tenaga dalam menjadi hanya setebal sejengkal dari tubuh, selain menjadikan tubuh berkekuatan besar, juga akan menjadi perisainya dari adanya serangan pukulan ataupun senjata tajam).



 Tips :

Sugesti kebatinan untuk membuat pagaran gaib bisa dilakukan dengan sambil mewiridkan amalan / aji kalacakra.
(Baca : Ilmu / Rajah Kalacakra).

Mewiridkan amalan lembu sekilan di atas dapat dilakukan untuk benda-benda gaib yang tuahnya terutama untuk kekuatan dengan sambil digenggam bendanya untuk mengakomodir keinginan kita supaya tuahnya menjadi lebih ampuh bertuah, sesuai tuah aslinya yang untuk jimat kekuatan.

Begitu juga dengan benda-benda kita yang lain yang tuahnya untuk pengasihan / kerejekian ataupun yang untuk kekebalan, sebaiknya kita rajin mewiridkan amalan yang sesuai dengan tuahnya (amalannya bisa dicari di internet) supaya tuahnya lebih greng ....

Amalan lembu sekilan itu bisa juga untuk tuah pengasihan / kerejekian kalau sambil mengamalkan amalannya kita bisa mengsugestikan tuah pengasihan dan kerejekian (sambil divisualisasikan apa yang dilakukan oleh khodamnya dalam melaksanakan tuah pengasihan / kerejekian).

Dalam mewiridkan amalan kalacakra dan lembu sekilan itu atau amalan lainnya sebaiknya dilakukan dengan kepekaan rasa, sehingga apakah mewiridnya cukup 1x, 10x, dsb, nantinya dicocokkan dengan penilaian kitasendiri, apakah kondisi pagarannya sudah sesuai dengan keinginan kita dan apakah bendanya sudah bertuah dan kadar tuahnya sama dengan yang kita inginkan. Kalau dianggap masih kurang, nantinya wiridannya ditambah lagi.

Begitu juga di hari-hari yang lain, kalau kita rasakan pagarannya atau tuah benda kita kurang greng ... kalau perlu kita wiridkan lagi amalannya. 





 Tambahan :
Untuk menjawab banyak pertanyaan dari para pembaca mengenai apakah mungkin pada jaman sekarang ini manusia bisa mempunyai kekuatan sukma yang tinggi, dan untuk mengakomodir banyak pembaca yang ingin mempunyai kekuatan sukma yang tinggi, Penulis sudah menuliskan cara-cara melatihnya dengan metode meditasi yang sederhana dan praktis untuk keperluan itu.

Kalau hanya untuk menaikkan kekuatan sukma saja lakunya sangat mudah, hanya diperlukan kemauan dan ketekunan menjalaninya, tidak berat. Tetapi kalau laku itu juga ditujukan untuk kesaktian kanuragan, maka lakunya akan jauh lebih berat. Penulis tidak memberikan panduan untuk kesaktian kanuragan, karena Penulis memandang bahwa jaman sekarang bukan lagi jamannya kesaktian, yang praktek penggunaannya malah akan mendatangkan kesulitan, karena akan bermasalah dengan hukum dan aparat kepolisian. Tuntunan dan panduan ini dimaksudkan untuk mengantarkan manusia ke arah kehidupan yang lebih baik, dilakukan sebagai sampingan saja agar tidak mengganggu rutinitas kesibukannya sehari-hari. Jika berminat dengan kesaktian kanuragan sebaiknya mengikuti pelatihan resminya di perguruan-perguruan ilmu beladiri.

Di dalam halaman-halaman bertema  Meditasi Energi  dan  Pembersihan Gaib 4  sudah dituliskan laku meditasi kebatinan spiritual untuk usaha "membangun" kekuatan sukma dengan cara "mengisi tubuh" dengan energi alam, yang nantinya diharapkan energi itu juga akan diserap oleh roh pancer dan sedulur papat manusia pelakunya, sehingga kekuatan sukmanya secara keseluruhan akan meningkat.

Dalam latihan meditasi-meditasi itu untuk tahap awalnya diajarkan berlatih meditasi untuk belajar bersugesti "menurunkan energi" untuk diserap oleh tubuh. Pada tahap latihan selanjutnya diharapkan kita juga belajarmemperbesar kapasitas tubuh kita dalam menerima energi, tips-tips-nya sudah dituliskan di bagian akhir tulisan-tulisan bertema  Meditasi Energi , sehingga nantinya kemampuannya untuk "menampung" dan menghimpun energi akan menjadi lebih baik dan jumlah energi yang berhasil dihimpunnya juga akan semakin besar, tidak luber keluar dan terbuang lagi sia-sia.


Sukma manusia terdiri dari 2 unsur pokok, yaitu roh pancer dan sedulur papatnya. Dengan demikian kekuatan sukma manusia juga adalah kombinasi dari kekuatan roh pancer dan sedulur papatnya itu, dan untuk menaikkan kekuatan sukmanya, maka keseluruhan roh pancer dan sedulur papatnya itu harus ditingkatkan kekuatannya.

Dalam laku meditasi energi, energi yang sudah berhasil diturunkan sebagian akan menyatu dengan tubuh, tidak semuanya bisa langsung diserap oleh roh pancer, sehingga peningkatan kekuatan roh pancer tidak bisa cepat. Roh sedulur papat lebih bebas, tidak terlalu terikat dengan fisik manusia, sehingga sebagai roh mereka akan lebih mudah dalam menyerap energi dan biasanya kemudian roh sedulur papatnya akan lebih tinggi kekuatannya daripada pancernya.

Karena tujuannya adalah untuk menaikkan kekuatan sukma, maka sebaiknya dicoba dalam menurunkan energi itu anda secara roh (pancer) menyerap langsung energinya, energinya dibuat langsung menyatu dengan roh pancer anda, sama seperti sedulur papat anda yang menyerap langsung energinya, hasilnya akan lebih efektif menaikkan kekuatan sukma. Sedangkan kelebihan energinya yang tidak terserap oleh roh anda akan tertampung di tubuh anda menjadi energi potensial.

Setiap sesudah bermeditasi menghimpun energi sebaiknya dicoba untuk menaikkan kekuatan roh pancer anda supaya menjadi seimbang kekuatannya dengan roh sedulur papatnya dengan cara bermeditasi kembali sebentar, sugestikan supaya roh sedulur papat menyatukan kekuatannya dengan roh pancernya, sehingga kemudian pancernya itu akan terdongkrak naik kekuatannya mengikuti kekuatan sedulur papatnya.

Jika pada hari-hari selanjutnya si manusia sudah jarang atau tidak lagi melakukan pengisian kekuatan, maka kekuatan sukma yang sudah dibangunnya itu dapat kembali menurun kekuatannya. Karena itu sebaiknya selain berlatih membangun kekuatan, juga dilatih untuk menambah kekerasan kebatinannya, misalnya dengan laku dalam tulisan berjudul Kebatinan dalam Keagamaan, atau dengan laku olah spiritual, supaya kekuatan sukmanya itu tidak mudah kembali melemah.

Selain yang sudah secara khusus dituliskan, ada banyak tips membangun dan melatih kekuatan sukma yang terkandung di dalam banyak tulisan. Selain itu sebaiknya juga dibaca komen / pengalaman dari pembaca lain yang mudah-mudahan bisa dijadikan inspirasi dalam rangka pembelajaran.

Seperti sudah dituliskan sebelumnya bahwa secara umum kondisi asli sukma manusia kekuatannya tidak lebih tinggi daripada kekuatan kuntilanak yang di alam gaib termasuk sebagai mahluk halus yang kekuatannya paling rendah. Nantinya setelah menjalankan laku membangun kekuatan sukma itu bisa dibuktikan sendiri dengan teknik penggunaan kekuatan gaib bahwa kekuatan sukmanya akan jauh lebih baik daripada sebelumnya, bahkan bisa jauh melebihi kekuatan gaib Ibu Ratu Kidul yang sering dipuja-puja orang sebagai tokoh sakti dari alam gaib.

Selain ditujukan untuk mempertinggi kekuatan sukma, laku itu juga akan mengisi kekuatan energi tubuh manusia, sehingga pelakunya akan bisa merasakan bahwa sesudah lakunya itu tubuhnya akan lebih bugar bertenaga. Bagi orang-orang yang sudah ikut pelatihan tenaga dalam, laku kebatinan tersebut juga dapat dilakukan untuk tujuan menambah kekuatan tenaga dalamnya.

Selebihnya, kekuatan sukma dan energi yang sudah berhasil dibangun dan dihimpun dapat dimanfaatkan untuk banyak keperluan energi dan keilmuan gaib. Diharapkan para pelakunya juga mempunyai pengetahuan tambahan mengenai cara-cara dan teknik penggunaan energi dan kekuatan gaib, baik dari situs ini maupun dari sumber lain, supaya apa yang sudah berhasil dicapainya itu dapat menjadi lebih bermanfaat dan bisa diimplementasikan secara nyata, bukan hanya menjadi sesuatu yang potensial.






   Gangguan Gaib dan Sedulur Papat yang Terpisah

Dalam kesempatan ini Penulis ingin mengungkapkan suatu rahasia yang jarang sekali orang mengetahuinya, termasuk para pelaku dan praktisi kebatinan sekalipun, yaitu tentang terpisahnya 2 roh sedulur papat. Awalnya pengetahuan ini Penulis dapatkan dari seorang teman bernama Puntadewa, yang kemudian Penulis pelajari sendiri, sehingga kemudian Penulis dapat menemukan kebenarannya dan mengembangkannya menjadi pengetahuan yang lebih lengkap. Terima kasih Punta !
Semasa manusia masih hidup, roh / sukma manusia terdiri dari Pancer dan para Sedulur Papat, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh menyatu, mereka terpisah, walaupun posisinya sama-sama berada di dalam tubuh manusia. Setelah si manusia meninggal, Pancer dan para roh Sedulur Papat menyatu menjadi satu, membentuk satu sukma roh manusia dan berpindah dari jasadnya semula ke alam roh, yang kemudian disebut arwah. 
Sedulur papat kita itu mempunyai sebutan Kakang Kawah (paling tua), Adi Ari-ari (paling muda), Getih (darah), dan Pusar, sedangkan kita sendiri disebut Pancer. Artinya, para sedulur kita itu keberadaannya mengikuti kita sebagai Pancer.  Jadi sudah seharusnyalah semua sedulur papat kita itu menyatu bersama kita yang adalahpancer
Kenyataannya, ada 2 sedulur kita yang tidak bersama kita, yaitu Kakang Kawah dan Adi Ari-ari. Mereka berada di tempat ari-ari kita berada (atau di makam ari-ari bila ari-ari kita dulu dimakamkan). Artinya sedulur yang bersama dengan kita hanya 2, bukan 4. Sedulur yang bersama kita adalah Getih dan Pusar, yang terpisah adalah Kakang Kawah dan Adi Ari-ari.
Secara alami keberadaan roh sedulur papat yang bersama kita posisinya menyatu, sehingga akan tampak sebagai 1 sosok gaib yang mirip dengan kita. Bila kita mampu melihat sosok roh sedulur papat dan mampu memecah mereka, maka yang akan tampak hanyalah 2 saja sosok gaib yang mirip dengan kita, bukan 4. Ini membuktikan bahwa para roh sedulur papat yang ada bersama dengan kita hanya 2, bukan 4 seperti seharusnya.
Secara alami, ke 2 saudara yang terpisah tersebut akan menyatu dengan pancer pada saat seseorang meninggal dunia. Artinya, ke 2 saudara yang terpisah tersebut akan menyatu dengan 2 saudara lain yang sudah bersama pancer, sesudahnya mereka bersama-sama menyatu dengan pancer sehingga menjadi satu sukma (sukma / roh orang yang sudah meninggal). 
Dengan kata lain, pada saat seseorang masih hidup di dunia, di dalam tubuhnya ada 3 roh yang menjadi satu kesatuan, yaitu Pancer dan 2 roh Sedulur (Getih dan Pusar). Setelah orang tersebut meninggal dunia, maka roh Kakang Kawah dan Adi Ari-ari akan datang menyatu dengan roh orang tersebut, sehingga menjadi satu kesatuan roh Pancer dan Sedulur Papat, yang kemudian disebut arwah.
Sekalipun mereka terpisah, tetapi sebenarnya mereka selalu melakukan kontak batin (komunikasi). Kita sendiri dapat merasakannya bila kita mengerti. Kita akan sering mendapatkan sinyal dari roh sedulur yang terpisah tersebut, biasanya melalui mimpi. Kerap terjadi di dalam mimpi kita, suasananya adalah seperti kita ada di masa lalu atau masa kecil atau kita bertemu dengan orang-orang yang kita kenal pada masa lalu. Ini adalah memori yang dikirimkan oleh roh sedulur papat tersebut. Bila di dalam mimpi tersebut kita bertemu dengan orang-orang tua yang tidak kita kenal, mungkin itu adalah pemberitahuan bahwa ada roh leluhur yang mengunjungi kita, atauada roh leluhur yang datang mengunjungi roh sedulur papat kita yang terpisah itu. 
Satu hal yang harus lebih kita perhatikan adalah bila kita sering sekali bermimpi buruk bertemu atau dikejar-kejar setan. Seringkali ini bukanlah mimpi biasa, tetapi merupakan sinyal pemberitahuan bahwa kita sendiri, atau roh kita yang terpisah itu, sedang diganggu oleh sesosok mahluk halus.
Pada saat kita melakukan tayuhan dengan ayunan keris atau dengan bandul, kita bisa juga bertanya tentang sedulur papat kita sendiri.
Contoh pertanyaan : 
- Berapa kekuatan roh pancer saya ?  5 md, 10 md, 15 md, ...... dst.
- Berapa kekuatan roh sedulur papat saya ?  5 md, 10 md, 15 md, ...... dst.
- Apakah sedulur papat saya sudah lengkap 4 ?
- Apakah sedulur papat saya yang terpisah ada di bawah kekuasaan mahluk halus lain ?

Penyatuan ke lima roh tersebut di atas (Pancer dan Sedulur Papat) dapat dilakukan tanpa harus menunggu seseorang meninggal dunia terlebih dahulu. Namun diperlukan suatu laku ritual tertentu untuk mengembalikan 2 sedulur kita yang terpisah itu agar bisa menyatu kembali dengan kita. 
Ketika 2 sedulur kita yang terpisah itu sudah menyatu kembali dengan kita, bila penyatuan itu terjadi pada saat kita sadar (tidak dalam kondisi tidur) awalnya biasanya kita akan merasakan kepala terasa pusing dan berat, tetapi hanya sebentar, sesudah itu kita akan merasa lebih sehat dan tubuh terasa lebih padat bertenaga. Rasa pusing dan berat di kepala itu adalah karena tubuh kita ketambahan energi dari menyatunya roh sedulur papat tersebut yang semula terpisah. Ketambahan energi di badan membuat tubuh kita terasa lebih padat bertenaga, tetapi ketambahan energi di kepala membuat kepala kita terasa pusing dan berat.
Ritual penyatuan itu perlu dilakukan, terutama untuk orang-orang yang tubuhnya lemah atau sering sakit-sakitan dan yang sering sekali bermimpi buruk bertemu atau dikejar-kejar setan. 
Pertimbangan lainnya juga adalah bahwa terpisahnya sedulur papat tersebut dapat menjadi faktor yang akan mempersulit proses kematian seseorang, menjadi faktor penghambat lepasnya roh manusia dari tubuh, jikasedulur kita yang terpisah tersebut ternyata disandera oleh mahluk halus lain (baca : Penghambat Kematian). 
Ini juga menjadi salah satu faktor penting perlunya dilakukan upaya mengembalikan sedulur papat yang terpisah tersebut ketika orangnya masih hidup, jangan sampai orangnya mengalami siksaan menjelang ajalnya hanyakarena masih terpisahnya sedulur papatnya.

Secara medis kita akan menilai kondisi kesehatan tubuh kita secara medis.
Tetapi secara kebatinan dan spiritual dimengerti bahwa kondisi kesehatan kita bukan hanya semata-mata bersifat medis, tetapi bisa juga dipengaruhi oleh kondisi sukma atau kegaiban lain.
Sudah umum bila anak-anak kerap menangis rewel atau sakit demam / panas. Bila sakitnya dimulai (atau puncak sakitnya) pada hari Selasa atau malam Selasa, atau pada hari weton kelahirannya, bisa jadi sakitnya bukanlah sakit biasa. Mungkin saja sakitnya itu disebabkan oleh adanya gangguan gaib atau sebab lain yang berhubungan dengan gaib. Walaupun belum jelas jenis gaib yang menjadi penyebabnya, tapi petunjuk sakitnya itu bisa menjadi bahan untuk kita berwaspada.

Jika ternyata sakitnya itu disebabkan oleh sukmanya yang sedang lemah. Bisa dicoba mengobatinya dengan sarana bunga kantil atau kenanga atau melati putih (yang merupakan unsur dari kembang telon). Caranya adalah dengan mendekatkan bunga tersebut ke hidung si anak (baik ketika sedang sadar maupun ketika sedang tidur), sehingga si anak bisa mencium bau harum bunga tersebut.
Jika ternyata sakitnya itu disebabkan oleh adanya gangguan dari sesosok mahluk halus, cara menanganinya adalah dengan melakukan pembersihan gaib menggunakan kekuatan gaib dari khodam ilmu / pendamping ataupun pusaka keris / tombak, jimat atau benda-benda bertuah lain (baca : Pembersihan Gaib 3).


Kondisi seseorang atau anak kecil yang mudah sakit-sakitan, mungkin juga sakitnya itu tidak berasal dari lemahnya kondisi tubuhnya atau anaknya sedang diganggu mahluk halus, tetapi adalah karena roh sedulur papatnya yang terpisah sedang mengalami diganggu / disiksa oleh sesosok mahluk halus.

Penulis beberapa kali mendapati seseorang yang kondisi tubuhnya mudah sakit-sakitan yang ternyata asalnya adalah dari kondisi sukmanya yang terganggu. Ke 2 sukma sedulur-nya yang terpisah ternyata disandera dan disakiti oleh sejenis mahluk jin. Setiap siksaan itu terjadi, maka orang tersebut akan jatuh sakit atau merasakan tubuhnya sakit-sakit. Setelah ke 2 sukma tersebut berhasil dibebaskan, ditarik dan disatukan ke dalam tubuhnya, kondisinya berangsur membaik. Jauh lebih baik daripada sebelumnya.

Secara umum kondisi sukma manusia adalah lemah, bahkan masih lebih lemah dibandingkan mahluk halus kuntilanak yang di alam gaib termasuk jenis yang paling lemah, sehingga sekuat apapun fisiknya, orang akan mudah untuk dipengaruhi atau diserang secara gaib, juga gampang mengalami kesambet. Sukmanya akan kuat jika orang itu menjalankan laku yang efeknya memperkuat sukma.

Kondisi sukma 
yang lemah pada anak-anak akan menyebabkannya sering sakit panas, terutama pada hari Selasa atau malam Selasa dan pada hari weton kelahirannya. Di Jawa, pada masyarakat yang masih memahami kejawen, kondisi di atas sudah dimengerti bahwa sakit anak itu bukanlah sakit biasa, bisa jadi sakitnya adalah karena sukmanya yang lemah atau sakitnya adalah karena ada gangguan mahluk halus.

Kondisi sukma 
yang lemah pada orang dewasa biasanya tidak menyebabkannya sering sakit panas. Tetapi jika orang dewasa sering merasakan badannya demam meriang atau tubuhnya sakit-sakit, apalagi sering terjadi pada hari weton kelahirannya, jika sakitnya adalah karena unsur kegaiban, kemungkinan besar penyebabnya adalah kondisi sedulur papatnya yang disandera dan sedang disakiti oleh mahluk halus lain. Jika ini yang terjadi maka harus diupayakan pembersihan gaib untuk membebaskan roh sedulur papatnya tersebut dan menyatukannya kembali kepada dirinya.

Dalam masyarakat Jawa ada kepercayaan dan tradisi melakukan semacam ritual, puasa dan doa dan memberi sesaji untuk sedulur papat, misalnya ritual wetonan, dengan sesaji bubur merah-putih, atau jajan pasar, mandi kembang, atau memberi kembang di makam ari-ari anak, dsb. Tradisi ini baik sekali bila dilakukan, supayasukma orang yang bersangkutan terpelihara, sehat secara kejiwaan, sehat tubuhnya tidak mudah sakit-sakitan, dan lancar dalam segala urusannya. Tetapi ritual ini masih belum dapat mengembalikan 2 roh sedulur papatnya yang terpisah seperti disebut di atas.

Bagi yang ingin mencoba sendiri ritual mengembalikan 2 roh sedulur yang terpisah tersebut dapat dicoba cara sederhana berikut. Cara ini bisa untuk diri sendiri ataupun untuk anak kita.

1. Misalnya ritual ditujukan untuk sedulur papat kita sendiri yang lahir pada hari Kamis Pahing.
Pada malam hari weton kelahiran kita (Rabu malam), siapkan sesaji kembang tujuh rupa. Dengan dasar daun pisang, letakkan di atas piring atau mangkok (jangan piring / mangkok plastik atau kaleng).

Piring 
itu terbaik diletakkan di makam ari-ari kita, dan doa niat kita ditujukan kepada ari-ari atau sedulur papat kita yang berada di tempat ari-ari kita itu. Sesudahnya sebaiknya doa niat kita itu diulangi ditujukan kepada roh kita sendiri (ke dalam diri sendiri) supaya roh kita ikut memanggil saudara-saudaranya yang terpisah.
Piring itu bisa juga diletakkan di kamar kita sendiri, doa niat kita ditujukan kepada roh kita sendiri (ke dalam diri sendiri) supaya roh kita memanggil saudara-saudaranya yang terpisah. 

Sebaiknya doa niat ini dibacakan beberapa kali untuk menguatkan sugesti kita :
  " Para saudara kembar sedulur papat-ku yang terpisah,
    dengan puasa dan doa ini saya bermaksud mengundang kamu semua untuk kembali kepada saya,
    kembali menyatu dengan sukma saya,
    supaya kembali satu menjadi sempurna seperti yang seharusnya.
    Saking kersaning Allah ". 

Tambahkan juga doa sugesti : " Beritahukanlah juga kepada saya di dalam mimpi ".



2. Misalnya ritual ditujukan untuk sedulur papat anak kita yang lahir pada hari Kamis Pahing.

Pada malam hari weton kelahirannya (Rabu malam), siapkan sesaji kembang tujuh rupa. Dengan dasar daun pisang, letakkan di atas piring atau mangkok (jangan piring / mangkok plastik atau kaleng).
Piring itu terbaik diletakkan di makam ari-arinya, dan doa niat kita ditujukan kepada ari-ari atau sedulur papat anak kita yang berada di tempat ari-arinya itu. Sesudahnya sebaiknya doa niat kita itu diulangi ditujukan kepadaroh anak kita (ke dalam diri anak kita) supaya rohnya ikut memanggil saudara-saudaranya yang terpisah.
Piring itu bisa juga diletakkan di kamar anak kita, doa niat kita ditujukan kepada roh anak kita (ke dalam diri anak kita) supaya roh anak kita memanggil saudara-saudaranya yang terpisah.  

Sebaiknya doa niat ini dibacakan beberapa kali untuk menguatkan sugesti kita :

  " Para saudara kembar sedulur papat anakku yang terpisah,
    dengan puasa dan doa ini saya bermaksud mengundang kamu semua untuk kembali kepada anak saya, 
    kembali menyatu dengan sukmanya,
    supaya kembali satu menjadi sempurna seperti yang seharusnya.
    Saking kersaning Allah ".
Tambahkan juga doa sugesti : " Beritahukanlah juga kepada saya di dalam mimpi ".


Selama hari weton Kamis Pahing itu kita berpuasa penuh sehari semalam (dimulai hari Rabu jam 5 sore sampai hari Kamis jam 5 sore) dan berdoa untuk menguatkan sugesti permohonan kita. Untuk kesempurnaan penyatuan roh-roh sedulur papat dan pancer, setelah selesainya proses ritual tersebut kita melakukan mandi kembang telon atau kembang tujuh rupa (jika ritual itu untuk anak kita, maka anak kita yang dimandikan kembang).
Laku puasa di atas sebenarnya tidak harus dilakukan. Itu hanya berfungsi untuk menguatkan sugesti kita. Selama kita mampu kontak rasa dan batin dengan batin kita sendiri atau dengan roh anak kita, kalau kita bisa bersugesti tersambung dengan batin kita sendiri atau dengan roh anak kita itu, selama sedulur papat yang terpisah tersebut tidak ada masalah dengan gaib lain (tidak ditahan), maka mereka akan mudah menyatu kembali dengan kita. Dalam laku ini yang memanggil sedulur papat yang terpisah tersebut pulang adalah sedulur papat kita sendiri yang sudah bersama kita, atau sedulur papat anak kita sendiri yang memanggil saudara-saudaranya pulang.
Tetapi jika ternyata kita tidak mampu kontak rasa dan batin dengan batin kita sendiri atau dengan roh anak kita, kita tidak bisa bersugesti tersambung dengan batin kita sendiri atau dengan roh anak kita itu, mungkin keinginan kita itu tidak akan terwujud. Kasus ini sama seperti orang yang kesulitan menyampaikan komunikasi batin dalam tulisan berjudul Ilmu Tayuh Keris.


3. Menggunakan suatu kekuatan gaib untuk menjemput sedulur papat yang terpisah.
Untuk mengoptimalkan fungsi benda-benda gaib yang sudah kita miliki, benda-benda itu bisa juga kita sambati, kita mintai tolong untuk menyatukan roh sedulur papat kita.
Khusus dalam hal roh sedulur papat yang terpisah tersebut ternyata disandera oleh roh halus lain, sehingga tidak dapat melepaskan dirinya untuk menyatu dengan sukma pancernya, maka diperlukan kekuatan gaib lain yang lebih kuat, misalnya menggunakan kekuatan gaib dari pusaka, jimat, batu akik berkhodam, atau benda-benda bertuah lain 
atau khodam pendamping, untuk melepaskan mereka dari penyanderaan, yang bisa dilakukan dengan cara-cara sugesti sederhana seperti dicontohkan dalam tulisan berjudul  Ilmu Tayuh Keris.
Dalam menggunakan bantuan benda-benda gaib itu bisa dilakukan kapan saja, bisa hari apa saja, bisa pagi hari, siang ataupun malam hari. Caranya cukup dengan cara sambat / curhat, benda-benda gaib itu kita minta supaya pada malam harinya menjemput roh sedulur papat kita yang terpisah dan membebaskannya dari segala macam halangan, kemudian menyatukannya dengan kita, minta juga diberitahukan hasilnya lewat mimpi, sehingga pada malam itu kita juga akan mendapatkan mimpi apakah usahanya berhasil atau tidak. Baca juga tulisan berjudul :Pembersihan Gaib 3.

Jangan lupa supaya esok harinya benda-benda gaib itu diberikan sesaji seperlunya sebagai tanda terima kasih kita, dan kita 
juga mandi kembang telon untuk menyambut sedulur papat kita yang baru datang tersebut.


Tulisan mengenai perlunya mengembalikan roh sedulur papat yang masih terpisah tersebut di atas yang dilakukan ketika seseorang masih hidup ditekankan pada aspek manfaatnya, bukan sekedar untuk melengkapkan roh sedulur papat.
Manfaat sudah lengkapnya sedulur papat secara fisik memang tidak begitu terasa sehari-harinya, karena sifatnya adalah sukma / roh. Tapi walaupun tidak terasakan, selain aspek manfaat dan sebagai upaya meminimalisir efekresiko dari masih terpisahnya roh sedulur papat, sudah lengkapnya sedulur papat akan membantu kesehatan dan stamina, membantu dalam olah fisik maupun kebatinan.

Dalam masing-masing cara penyatuan roh sedulur papat kita yang terpisah seperti disebutkan di atas biasanya kita akan mendapatkan tanda tentang keberhasilan atau pun halangan yang ada dalam penyatuan tersebut di dalam mimpi kita. Mudah-mudahan kita tidak lupa dengan isi mimpi kita itu dan dapat menterjemahkan maksudnya. Seandainya pun kita tidak mendapatkan tandanya lewat mimpi, atau kita lupa dengan isi mimpi kita, kita dapat memperkirakan berhasil / tidaknya usaha kita itu dengan memperhatikan efek perubahan pada diri kita (atau pada anak kita). 
Akan lebih baik kalau kita bisa mencaritahu sendiri jawabannya dengan cara-cara seperti yang sudah dicontohkan dalam tulisan berjudul  Ilmu Tayuh / Menayuh Keris.

(Mengenai laku-laku puasa dan sifat 
perhitungan hari menurut kalender jawa dapat dibaca di :  Laku Prihatin dan Tirakat ).

PENUTUP: semua tergantung niat dan keyakinan anda,wa alaikum salam wr.wb
salam sejahtera bagi kita semua.....by ALWI MUZABET